Ternyata ini Alasan Resep Dokter Tulisannya Seperti ‘Cakar Ayam’
Para dokter mharus memberi layanan cepat sehingga untuk menulis reseppun harus cepat. Alhasil tulisan yang tertera pada resep dokter jadi sulit dibaca.
Bukan karena dokter punya tulisan yang jelek, namun hal itu sudah menjadi kebiasaan karena memang mereka harus menulis cepat. Tetapi ini dalam konteks konvensional.
JERNIH-Siapa yang pernah memperhatikan resep dokter dan sulit untuk membaca apa yang ditulis sang dokter? Rasanya hamper semua resep yang ditulis dokter selalu sulit dibaca.
Saking sulitnya tulisan dalam resep dokter sampai orang menyebut tulisan dokter di resep adalah tulisan cakar ayam. Orang tua yang memiliki anak tulisannya sulit dibaca juga dibilang anaknya sebagai calon dokter.
Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Dr Hermawan Saputra, SKM, MARS, CISC, menyampaikan alasan mengapa para dokter tulisannya sulit dibaca, hal tersebut terkait dengan kecepatan layanan yang harus diberikan dokter pada masyarakat sehingga untuk menulis resep harus cepat. Alhasil tulisan yang tertera pada resep dokter jadi sulit dibaca.
“Seorang tenaga kesehatan memiliki volume layanan yang cepat, maka kecepatan berpikir tidak mampu kecepatan jari jemarinya sehingga kadang penulisannya begitu teramat indah, susah dibaca masyarakat,” katanya Dr Hermawan, beberapa waktu lalu.
Jadi semakin cepat layanan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan maka tulisannya juga semakin sulit dibaca.
Namun demikian para apoteker dan mereka yang bekerja dibidang farmasi nampaknya tidak pernah kesulitan memahami tulisan ‘cakar ayam’ para dokter. Tapi tak jarang juga ahli farmasi melakukan validasi atas resep yang mereka terima.
Meskpin resep dokter hampir tak dapat dibaca masyarakat umum, namun para dokter akan selalu memberi penjelasan tentang obat yang diberikan pada pasiennya, baik cara mengkomsumsinya, waktu meminumnya, larangan dan hal-hal lain terkait obat yang ada dalam resep tersebut.
Seiring dengan hadirnya layanan telemedicine atau konsultasi online. Pasien mendapat keuntungan yakni meminimalisir kesalahan dalam pembacaan resep oleh apoteker.
Meski demikian, seperti layanan konvensional, apoteker tetap melakukan konfirmasi kepada dokter jika terdapat perubahan dalam resep elektronik.