Veritas

Henry Kissinger Wafat, Bagaimana Mengenang Penjahat Perang dan Peraih Nobel Perdamaian Ini?

  • Ia memasok senjata ke Shah Iran, memerluas Perang Vietnam dengan mengebom Kamboja dan Laos.
  • Ia menggulingkan Presiden Cile Salvadore Allende dalam kudeta berdarah paling brutal.

JERNIH — Henry Kissinger, diplomat hebat AS, Kamis 30 November meninggal dunia pada usia 100 tahun. Bagaimana dunia mengenang figur yang berperan penting membentuk tatanan dunia baru pasca Perang Dunia II?

Kissinger menjabat menteri luar negeri AS di bawah Presiden Richard Nixon. Ia terkenal di dalam dan luar negeri dengan cara berbeda. Di AS, ia mungkin ‘setengah dewa’. Di luar negeri, Kissinger dikenang dengan warisannya yang ditandai penipuan dan manipulasi.

Ia membentuk tatanan dunia baru pasca Perang Dunia II dengan melibatkan pengaturan paksa, campur tangan politik dalam negeri negara lain, dan merancang kudeta terhadap rezim di negara-negara yang tidak sejalan dengan kepentingan dan agenda hegemonik AS.

Ia memainkan peran penting dalam pemboman rahasia ke Kamboja untuk memutus jalur Ho Chi Minh selama Perang Vietnam. Ia memasok senjata ke Shah Iran, dan menyebarkan kebohongan tentang Perang Vietnam. Ia berperan penting dalam kudeta militer paling kejam di tahun 1970-an yang menggulingkan Presiden Cile Salvador Allende.

Siapa Henry Kissinger?

Heinz Alfred Kissinger lahir di Furth, Jerman, 27 Mei 1923. Ia melarikan diri dari kekuasaan Nazi tahun 1938, dan menjadi warga negara AS tahun 1943. Selama Perang Dunia II, Kissinger bertempur di Eropa bersama Angkatan Darat AS.

Menurut Ben Kierman, mantan kepala Program Studi Genosida Universitas Yale, Kissinger bertanggung jawab atas kematian 150 ribu warga sipil — enam kali lipat jumlah kematian warga sipil dalam serangan udar AS di Afghanistan, Irak, Libya, Pakistan, Somalia, Suriah, dan Yaman.

Greg Grandin, penulis Kissinger’s Shadow, mengatakan pembenaran terselubung atas pemboman ilegal di Kamboja menjadi kerangka restu atas serangan pesawat tak berawak dalam perang berikutnya. Kissinger meletakan dasar bagi ekspresi sempurna lingkaran militerisme AS yang tidak terputus.

Menurut Grandin, Kissinger bertanggung jawab atas kematian tiga juta jiwa saat AS memperluas Perang Vietnam. Perluasan Perang Vietnam, menjadi Perang Indochina, terjadi ketika AS mengebom Kamboja dan Laos.

Ia juga bertanggung jawab atas kematian banyak warga sipil di Bangladesh, konflik sipil di Afrika bagian selatan, serta mendukung kudeta berdarah di seluruh Amerika Latin.

Dalam sidang konfirmasi Senat AS untuk menjadi menteri luar negeri tahun 1973, Kissinger ditanya apakah dia sengaja menyembunyikan serangan ke Kamboja? Kissinger menjawab; “Saya ingin memperjelas bahwa itu bukan pemboman di Kamboja tapi di sebalah utara Vietnam Utara.

Klaim itu bertentangan dengan dokumen militer AS dan kesaksian penduduk yang selamat.

Dalam buku Ending the Vietnam War (2003), Kissinger percaya 50 ribu warga sipil Kamboja terbunuh dalam serangan AS selama partisipasinya dalam konflik itu. Dalam dokumen yang diterbitkan Intercept, pemboman ke Kamboja adalah serangan udara paling ekstensif dalam sejarah.

Antara 1965-1973, AS melakukan 231 ribu operasi pemboman ke Kamboja. Jet-jet tempur AS menjatuhkan 500 ribu ton bom, atau lebih. Saat itu, Kissinger menjabat sebagai penasehat kepresidenan.

Berbohong, Kudeta, dan Pembunuhan

AS tidak pernah mengakui keterlibatannya dalam kudeta militer di Cile tahun 1970. Bahkan AS menggunakan penyangkalan masuk akal. Namun, dokumen-dokumen AS yang tidak diklasifikasikan — yang dirilis Agustus lalu atas permintaan Cile — mengungkap hal sebaliknya.

“Amerika Latin adalah wilayah tempat saya tidak memiliki keahlian saya sendiri,” tulis Kissinger dalam memoar White House Years dan Years of Upheaval.

Namun, jurnalis investigasi terkenal Seymour Hersh — dalam buku The Price of Power: Kissinger in the Nixon White House — mendokumentasikan bahwa Kissinger percaya Amerika Latin harus diizinkan sedikit kemerdekaan, dan kawasan itu harus dikendalikan dan dimanipulasi oleh AS. Yang dimaksud ‘dikendalikan’ dan ‘dimanipulasi’ merujuk pada kerja CIA.

Menurut laporan itu, campur tangan Kissinger di Cile — untuk menggulingkan presiden terpilih Salvador Allende — dimulai 1970. AS, dalam pandangan Kissinger, tidak boleh berdiam diri membiarkan Cile menjadi komunis hanya karena kebodohan rakyatnya.

Instrumen Kissinger membuka jalan bagi CIA untuk menyusup dan mengoperasikan Komite 40, sebuah badan birokrasi yang diketuai Kissinger dan didirikan Nixon tahun 1970, untuk meninjau dan menyetujui rencana aksi di Cile.

Kebijakan Dua Jalur

Setelah Komite 40 terbentuk, demikian Kissinger dalam memoar-nya, tidak ada pertemuan NSC lanjutan mengenai masalah Cile. Ia mengklaim tidak terlalu terlibat dalam masalah Cile.

Namun dalam memo ke Presiden Nixon, Kissinger memperingatkan bahwa Allende adalah tantangan paling yang pernah dihadapi AS di belahan bumi Amerika Latin.

Kebijakan dua jalur dirancang Kissinger untuk diterapkan di Cile. Jalur pertama berdasarkan pendekatan diplomatik, dengan Dubes Edward Korry sebagai pelaksana. Jalur Kedua, yang tidak diketahui Korry, menyeru destabilisasi Cile, dengan direktur CIA Richard Helms memainkan peran utama.

Nixon hanya ingin mencekik perekonomian Cile, tapi Kissinger menginginkan sesuatu yang lebih cepat dan pasti, yaitu menculik dan membunuh Allende.

Ketika masalah ini sampai ke Komite Senat, Richard Helms yang terkena hukuman karena dianggap berbohong di bawah sumpah kepada Kongres. Saat itu Helms mengakan CIA tidak emmiliki peran di Cile, dan tidak menyalurkan uang kepada lawan politik Allende untuk membeli senjata dan meluncurkan propaganda masal.

Belakangan terungkap CIA menggelontorkan delapan juta dolar ke Cile. Hebatnya, Kissinger melepaskan diri dari tanggung jawab tanpa cedera. Yang lebih hebat lagi, Kisingger si penjahat perang terpilih sebagai peraih Nobel Perdamaian 1973.

Back to top button