Jenius Gila Itu Bernama Eddie van Halen
- Sejak usia dini, saat beralih ke permainan gitar, Eddie van Halen bereksperimen dengan banyak hal.
- Ia merebus senar gitar agar elastis, mencelupkan pick ke parafin panas, atau mengarahkan amp ke tembok, untuk menghasilkan suara berbeda.
Ada banyak cara menghormati Eddie van Halen sebelum jenazah pendiri Van Halen itu masuk ke liang lahat, dimulai dengan memutar lagu-lagu Van Halen yang pernah menjadi hits.
Jadilah sekujur Amerika ingar-bingar. Ada yang memutar Eruption keras-keras, sekadar untuk mendengar kembali permainan gitar meraung-raung Eddie Van Halen. Ada yang berulang kali memutar Jump, dan lagu-lagu lain.
Itu hanya salah satu cara menghormati Eddie, sang inovator yang gelisah sepanjang usia dan menerobos batas kemungkinan. Lainnya, orang-orang — yang terkagum-kagum dengan Eddie, berpidato di YouTube.
Ada pula yang merekonstruksi permainan solo gitar-nya, hanya untuk memahami cara kerja Eddie. Membaca catatan catatan tentang Eddie, efek demi efek.
James Parker, penulis The Atlantic, mengatakan gaya bermain Eddie mudah direndahkan namun dalam aspek yang lebih sensasional — ketukan jari dan pilihan slide — menjadi template gitar utama hard rock tahun 1980-an.
Kritikus musik Joe Carducci mengatakan warisan Eddie yang paling berharga adalah ‘kemurniaan’-nya. Ia tidak mengadaptasi permainan siapa pun; Eric Clapton, Jimmy Page, dan Jeff Beck, kendati Eddie mempelajari semua dengan tradisi disiplin biara.
Eddie bisa bermain dengan gaya Jimi Hendrix, tapi melepaskan pengaruh itu saat melakukan penciptaan. “Suara yang keluar dari gitar Eddie adalah kehampaan,” kata Carducci.
Baca Juga:
— Eugenia van Beers, Inilah Sosok Ibu Legenda Rock Eddie van Halen
— Eddie Van Halen: Gitar, Vodka, Kokain, dan Status Legenda
Di keluarga, dan grup, Eddie juga berusaha melepaskan pengaruh rekan-rekannya. Ia nyaris tanpa propelan jazzy drum Alex van Halen, kakaknya, tidak terpengaruh halusinasi David Lee Roth, atau mengikuti permainan bas Michael Anthony.
Eddie ditakdirkan menjadi jantung Van Halen, dengan potongan sci-fi, dan bakatnya yang luar biasa besar.
Keluarga Van Halen, Jan van Halen, Eugenia, Alex dan Eddie, meninggalkan Belanda tahun 1962. Eugenia yang Indo, lahir dari rahim pribumi Jawa bernama Roebinem, menghadapi segregasi sosial di Belanda, yang membuatnya memaksa keluarga hijrah ke AS.
Jan, Eddie, dan Alex sering bermain bersama dalam pertunjukan pesta perkawinan. Eddie seorang introvert, dan telah memperlihatkan bakatnya sebagai inovator.
Ia beralih dari bermain drum ke gitar, dan melakukan eksplorasi sejak usia dini. Ia merebus senar gitar, agar elastis, mencelupkan pick gitar ke parafin panas, memotong batang vibrato menjadi dua, serta mencangkokan leher satu gitar ke badan gitar lainnya, untuk menghasilkan bunyi berbeda.
Ian Christie, salah satu penulis biografi Eddie bertajuk Everybody Wants Some, mengatakan sang jenius menemukan suara berbeda dari gitarnya secara tak terduga. Eddie menyebutnya suara cokelat, sebuah distorsi yang kental, halus, dan organik.
“Eddie mengarahkan amp ke dinding,” tulis Christie. “Terkadang menutupi amp dengan plastik, bantal, sampai akhirnya dia dapat melakukan overdrive pada volume lebih rendah.”
David Lee Roth, vokalis Van Halen, mengatakan; “Eddie seorang mentor.” Sejak hari pertama membentuk Van Halen, Lee Roth melihat bagaimana Eddie memainkan jari-jarinya. “Saat itulah saya tahu inilah yang ingin saya mainkan,” kata Lee Roth.
Eddie dan Lee Roth menjadi pasangan dalam penciptaan banyak lagu. Keduanya saling membenci, tapi membutuhkan. Keduanya bisa sedemikian asyik seolah teman akrab, saat menciptakan Mean Street. Lee Roth berteriak dengan suaa serak dalam Jump, sebelum gitar Eddie menggemakan frasa yang membanggakan.
Pertanyaannya, bagaimana mengkategorikan musik Van Halen?
Soft hard rock, atau Light heavy metal, atau apa? Kita tidak tahu. Eddie bisa lebih berat dari semua itu, sebab Eddie adalah estetika yang berat. Eddie adalah seniman crossover dengan daya tarik komersial tinggi.