Veritas

Tuhan dan Rasul Kulit Hitam yang Bersemayam di Nation of Islam

Amandemen 15 tahun 1869 yang dikeluarkan oleh Abraham Lincoln tentang persamaan hak negara Amerika belum sepenuhnya telaksana. Amandemen tersebut tetap belum bisa mencegah warga Amerika serikat di bagian selatan untuk melakukan segregation, yaitu pemisahan ras dengan orang kulit hitam yang berdampak dalam penggunaan sarana dan prasarana sosial yang menyudutkan orang kulit hitam sebagai warga kelas bawah.

Demikian pula hukum kenegaraan Amerika Serikat, yaitu Undang-undang Jim Crow yang dikeluarkan tahun 1876-1965 yang membahas hak-hak sipil antara orang kulit putih dan kulit hitam turut memperburuk keadaan. Tingkat diskriminasi dan konflik ras terjadi dimana-mana.  Dalam keadaan tertekan dan tertindas maka muncul gerakan perlawanan dari para aktivis kulit hitam untuk memperjuangkan kesamaan hak dan warga negara.

Salah satunya adalah berdirinya Nation of Islam (NOI) atau yang disebut juga Black Muslims,  yang dipicu oleh semangat spiritual Islam demi meningkatkan harkat martabat spiritual, ekonomi dan politik orang Afrika-Amerika.  Organisasi ini berdiri pada 4 Juli 1930 di Detroit, Michigan, Amerika Serikat, tepat saat Amerika Serikat merayakan kemerdekaannya yang  ke 154.  Maka berdirinya NOI di hari kemerdekaan Amerika Serikat merupakan salah satu titik awal   bagi orang-orang kulit hitam untuk memperjuangkan martabatnya, sekaligus momen Islam pertama kali berkembang bagi masyarakat  kulit hitam Amerika.

NOI yang tumbuh sebagai semangat perlawanan kaum kulit hitam terhadap diskriminasi kaum kulit putih digagas oleh Wallace D Fard (W.D. Fard) yang  justru  tidak berkulit hitam. Ia orang Kaukasian.  Tahun 1930 Fard mulai bergerak dari pintu ke pintu warga kulit hitam. Sambil berjualan kain sutra, W.D. Fard juga menyampaikan ajaran tentang Islam sebagai agama yang benar bagi kaum Kulit Hitam, sedangkan Kristen adalah agama kaum Kulit Putih.

Setelah pengikutnya banyak, W.D. Fard  mulai mengadakan pertemuan-pertemuan di rumahnya atau menyewa ruangan. Pidatonya  mulai memantik semangat kemandirian dengan membangkitkan superioritas Bangsa Afrika  yang memiliki keunggulan budaya dan peradaban yang lebih tinggi dari bangsa kulit putih. Kejelekan-kejelekan kaum kulit putih dibongkarnya. W.D. Fard kemudian resmi mendirikan sebuah mesjid yang disebut Temple of Islam. Selain itu  ia juga melembagakan organisasinya dan mendirikan universitas Islam dan sekolah-sekolah.

Peranan W.D. Fard yang  mengetahui dan mengajarkan soal islam menjadi landasan dalam gerakan NOI. Empat tahun W.D. Fard melakukan itu. Dan gerakannya mendapat sambutan luas.  Dari sisi agama NOI adalah pelopor yang mengenalkan Islam kepada warga Amerika Kulit Hitam. Maka  di awal perkembangannya, NOI  mengenalkan ibadah seperti dalam Islam yaitu shalat dan puasa.

Yang menjadi misterius adalah dari manakah sanad W.D. Fard mengetahui tentang Islam. Sebagian pendapat mengatakan bahwa W.D. Fard mengenal Islam dari Mesir karena NOI ada kemiripan dengan gerakan Moorish Science Temple of America (MSTA) yang didirikan oleh Timothy Drew (Drew Ali) pada tahun 1913. MSTA berpedoman bahwa bangsa Moor di Afrika yang menganut  Islam adalah leluhur kulit hitam Amerika.

Namun faham yang dikembangkan MSTA tampaknya bergeming dari Islam secara umum. MSTA memiliki Al-Quran tersendiri yang berbeda karena ada penambahan ayat yang dianggap hilang, sedangkan Timothy Drew oleh seorang dukun di Mesir dianggap sebagai titisan Yesus, Budha dan  Muhammad. Namun pendapat bahwa W.D. Fard  memiliki keterkaitan dengan Timothy Drew  ditolak oleh NOI sendiri.

Islam yang dikenal NOI  memang berbeda dengan Islam pada umumnnya.  Unsur protestanisme  turut mewarnai dalam tata cara dan ruang ibadahnya. Hal tersebut dicirikan dari bangunan ibadah yang mirip gereja dengan adanya kursi-kursi yang tiadak sesuai dengah tata cara shalat.  NOI juga tidak mewajibkan shalat lima waktu namun shalat jumat adalah keharusan.  Bulan puasa dilakukan bulan Desember sehingga akhri puasa berbarengan dengan Natal.

Praktek-praktek ibadah yang mengadopsi cara Islam dan bernuansa Protestanisme di NOI  terpengaruh oleh kondisi sosial  dan kurangnya pengetahuan tentang Islam yang mendalam.  Namun, tak bisa dipungkiri bahwa  NOI memiliki peran besar dalam mengenalkan Islam di Amerika dikalangan warga Kulit Hitam. Selain membangkitkan martabat kulit hitam, NOI menumbuhkan pula faham rasialisme. Inferioritas kulit hitam dimunculkan untuk melawan diskriminasi dan rasisme yang mereka alami sejak jaman perbudakan di Amerika.

Setahun sejak W.D. Fard  berdakwah, yaitu tahun 1931, Ia bertemu dengan Elijah Muhammad dan mengangkatnya sebagai asisten. Elijah dididik dan diatih setiap hari selama sembilan bulan. Namun  Tahun 1934,  W.D. Fard  tiba-tiba menghilang scara misterius. Tanpa pesan dan wasiat.

NOI kemudian mengangkat Elijah Muhammad sebagai penerus W.D. Fard . Penunjukan tersebut karena menurut Elijah, Fard telah mendidiknya selama sembilan bulan dan memilihnya untuk menjadi pemimpin NOI atau disebut juga Black Muslim. Periode  Elijah Muhamad ditandai dengan munculnya  doktrin mesianisme dan Mahdiisme. Perubahan teologis itu akhirnya  menempatkan W.D. Fard  sebagai nabi .

Perubahan pandangan yang bergeming dari ajaran Islam  tersebut dipicu dari pengakuan Elijah yang menyatakan bahwa W.D. Fard pernah mengakui sebagai   penjelmaan Allah. Maka pengkultusan terhadap W.D. Fard pun semakin tinggi.  Melalui surat kabarnya sendiri yang bernama The Final Call to Islam, Elijah menganggap Fard adalah Imam Mahdi bahkan akhirnya menyebutnya sebagai Tuhan Yang Maha Kuasa. Dan hari kelahirannya diperingati  sebagai Saviour’s Day.

Siapakah Elijah Muhammad? Ia terlahir dengan nama Robert Pole pada 7 Oktober 1897 di Sandersville, Georgia. Elijah tumbuh dalam keluarga buruh kasar, namun ayahnya adalah pendeta Kristen Baptis.  Elijah mulai berkelana bersama kelompok pekerja kasar saat usia 16 tahun.  Tahun 1923 ia menetap di Detroit dan bekerja sebagai buruh di pabrik mobil Chevrollet. Di kota itu, Elijah mulai mengenal W.D. Fard dan menjadi murid angkatan pertamanya.

Karena W.D. Fard telah dianggap Tuhan, maka dalam teologinya, Elijah mulai menempatkan dirinya sebagai rosul. Fenomena demikian timbul akibat kondisi sosial, ekonomi dan politik yang tidak berpihak kepada kaum Kulit Hitam. Gerakan Rasialisme merupakan hal yang umum di awal abad 20. Demikian pula doktrin  Messianisme dan Mahdiisme yang muncul di masa kepemimpinan Elijah Muhammad tumbuh dari  kondisi penuh tekanan dan tindasan.

Doktrin messianisme sudah ada sejak 3000 tahun lalu dan selalu muncul sebagai sebuah harapan datangnya juru selamat yang akan mengangkat suatu kaum dari keterpurukan. Bangsa yang terjajah selalu berada dalam  mental inferior, hilang percaya diri dan kebanggaan, serta mudah tersinggung.  Maka berkhayal datangnya juru selamat merupakan keyakinan yang selalu ada. Dan fakta sejarah menunjukan doktrin ini dalam beberapa peristiwa berjalan  efektif dan  mampu membawa perubahan.

NOI yang lahir karena diskriminasi warga Kulit hitam merupakan gerakan untuk mengenyahkan mental inferior menjadi mental superior. Maka NOI di masa Elihaj Muhammad selalu menunjukan supremasi kulit hitam sebagai keturunan Suku Shabazz yaitu  ras asli manusia yang menurunkan semua bangsa di muka bumi.  Sedangkan kulit putih adalah iblis karena bukan dari Ras  Shabazz.

Bahkan NOI memiliki paramiliter sendiri yang bernama Fruit of Islam yang siap berperang. Oleh karena itu,  para kritikus menyebutkan NOI adalah ajang promosi superioritas kulit hitam, juga disebut sebagai organisasi antisemitisme. NOI  disebut juga sebagai kelompok kebencian. Propagandanya diantaranya menyebut ras kulit putih adalah rekayasa genetika yang dilakukan Yakub. Dan pada saatnya nanti, yang akan berkuasa memerintah dunia adalah ras kulit hitam.  Oleh karena itu, Elijah Muhamad akan mengupayakan kemerdekaan bagi keturunan kulit hitam.

Elijah Muhammad sempat ditahan  tahun 1942 atas tuduhan penghasutan sparatif dan konspirasi menentang undang-undang.  Ia juga dituduh menjadi simpatisan pasukan Jepang dalam PD II dan menghasut anggotanya untuk tidak mengikuti wajib militer. Elijah Muhamad mendekam dalam penjara federal di Milan, Michigan selama empat tahun dan  bebas tahun 1946.

Pada pertengahan abad 20 M, semangat perubahan bagi warga Kulit Hitam telah disuarakan dibanyak tempat. Selain NOI semangat perlawanan terhadap  penindasan dan persamaan hak sipil  juga disuarakan oleh para aktivis kulit hitam lainnya. Sepeti misalnya gerakan Civil Right Movement yang salah satunya dimotori oleh Martin Luther King Jr dan  aktivis Du Bois yang menentang diskriminasi di Amerika Serikat.

Pada saat itulah muncul nama Malcolm X, ketua mesjid cabang New York yang handal dalam retorika dan terkenal refresif. Namanya semakin mencuat setelah bergabung dengan NOI.  Sejak 1960, eksistensi Malcolm X di NOI sedikit demi sedikit membawa perubahan dalam pandangan teologis, termasuk juga menggeser kharisma Elijah Muhammad.

Malcolm X akhirnya diasingkan oleh Elijah Muhammad sekitar tahun 1964. Padahal Elijah adalah yang pertama kali mengenalkan Islam pada Malcolm X , yang sebelumnya tidak percaya terhadap agama.  Setelah menjadi Mualaf dan aktif di NOI, Malcom menjadi image Islam di Amerika.  Di tahun 1964 Malcom menunaikan ibadah haji ke Mekah. Dari sanalah, pandangan-pandangannya tentang kesetaraan dan perbedaan ras berubah secara drastis.

Selama ini, ajaran Elijah Muhammad yang sarat dengan pandangan rasis terhadap kulit putih mengendap di hatinya. Namun setelah di Mekah, ia melihat umat muslim dunia dari berbagai ras, suku dan bangsa berada dalam kesetaraan derajat yang sama sebagai makhluk Allah SWT. Di Mekah doktrin Elijah Muhammad mulai rontok dihati Malcolm X . Dan sepulang dari Mekah  ia mulai bijak dalam menyikapi pergerakannya. Malcolm X tidak lagi memandang bahwa pemisahan warga kulit putih dan kulit hitam adalah konsolidasi yang ideal.

Setelah berhaji Malcolm X berpendapat bahwa kaum kulit hitam dan putih harus beritegrasi dengan baik, bekerja sama dan saling menghargai hak-hak individu. Malcolm X kemudian meninggalkan NOI dan melakukan aktivitas politiknya memperjuangkan kesamaan hak bagi warga kulit hitam. Saat melakukan orasi keliling, pada 21 Februari 1965 Malcolm X wafat ditembak anggota NOI yang membencinya. Kematiannya disambut dengan kesedihan umat Islam di berbagai tempat, termasuk Muhammad Ali, sahabat dekatnya.

Pamor NOI semakin surut setelah Elijah Mohammad meninggal tahun 1975. Ia digantikna oleh anaknya yang bernama Warith Deen Muhammad. Ternyata Warith mengikuti jejak Malcolm X . Ia merombak prinsif teologis NOI. Warith menyatakan bahwa W.D. Fard  bukan Imam Mahdi apalagi Allah. Dan ayahnya, yakni Elijah bukanlah rasul.  Warith juga merombak tempat ibadah NOI menjadi mesjid yang sesungguhnya. Semua faham di NOI yang bertentangan dengan Islam dirombak dan diganti dengan landasan Islam Ahlussunah Waljama’ah.

Kepada publik Amerika, Warith juga mengklarifikasi  dan menghapus sebutan iblis untuk warga kulit putih dan membubarkan paramiliter NOI.  Bahkan nama NOI kemudian diganti menjadi American Society of Muslims.  Perubahan besar-besaran ini diikuti oleh para anggota NOI di Amerika Serikiat, termasuk diantaranya Muhammad Ali.

Rupanya, api spirit NOI tidak padam. Walaupun dibubarkan oleh Warith, salah seorang anggotanya yang bernama Lois Farrakhan kembali mendirikan NOI. Sejumlah perubahan juga dilakukan oleh Farrakhan namun prinsif supremasi kulit hitam dan  teologis yang menganggap W.D. Fard sebagai Imam Mahdi dan Elijah Muhammad sebagai rasul tetap dipertahankan.  (Pd)

Back to top button