SBF sendiri seolah mengonfirmasi gaya hidup acakadut tersebut. “Stimulan ketika terbangun, obat tidur jika memang butuh tidur,”cuit Bankman-Fried di Twitter, seolah itulah formula kesuksesan FTX di awal dan kebangkrutannya kini.
JERNIH—Benar kata Bang Rhoma Irama dalam satu lirik lagu yang sekaligus jadi judul ciptaannya,”Pesta Pasti Berakhir”. Bagi Sam Bankman-Fried, dikenal luas sebagai SBF, pestanya tak hanya usai, melainkan berakhir di jeruji penjara.
SBF, bos utama raksasa cryptocurrency FTX, perusahaan senilai 15 miliar dolar AS yang baru-baru ini bangkrut di tengah tuduhan penipuan dan salah urus, itu sebelum teler dihajar krisis mata uang kripto, disebut-sebut sering leha-leha di Bahama. Tidak sendirian dan sekadar melepas lelah. SBF tinggal di sebuah vila mewah wilayah Albany, Bahama itu datang dengan ‘sepeleton’ dayang-dayang, pria-wanita. Di sana mereka melakukan tukar pasangan, menonton Bos Besar bermain video game sambil mengajukan sekian banyak proposal investasi miliaran dolar.
Disebut-sebut rumah tinggal itu harganya 40 juta dollar AS sendiri.
Dipimpin SBF, warga California berusia 30 tahun yang kini tengah mendekam di “Bale Watangan” (bahasa Sunda untuk penjara), berhari-hari mereka begadang, tak mempedulikan nasihat Bung Rhoma yang menegaskan begadang itu hanya “kalau ada perlunya”. Di rumah mewah berkamar tidur enam, dua lift, sebuah lapangan golf mini dan rapat dengan dermaga yang dipenuhi kapal pesiar super mewah itu, mereka mabuk amfetamin dan miras. Oh ya, New York Post menulis, mereka juga melakukan poliamori. Cambridge Dictionary mendefinisikan polyamory sebagai : hubungan romantis yang melibatkan lebih dari dua orang, didasari dengan cinta. Meski ada orang ketiga dan keempat, hubungan ini menurut pelakunya tidak sama dengan selingkuh.
“Perasaan, mereka memperlakukan vila Albany seperti rumah persaudaraan (frat house),” kata seorang warga Bahama yang kaya raya kepada The New York Post. Ia membenarkan soal hubungan poliamori dan pesta-pesta amfetamin tersebut.
“Mereka sering terlihat berjalan-jalan keluar dengan t-shirt penuh keringat. Cara itu bukan gaya hidup warga Albany. Sering beberapa terlihat terbungkus jaket olahraga Ralph Lauren,”kata dia.
SBF sendiri seolah mengonfirmasi gaya hidup acakadut tersebut. “Stimulan ketika terbangun, obat tidur jika memang butuh tidur,”cuit Bankman-Fried di Twitter, seolah itulah formula kesuksesan FTX di awal dan kebangkrutannya kini.
Dari cuitan Twitter @AutismCapital, diduga SBF menggunakan obat yang disebut EMSAM dalam dosis tinggi. Obat ini disebut-sebut merupakan turunan metamfetamin yang digunakan untuk mengobati gejala penyakit Parkinson, dan dikenal dapat meningkatkan semangat penggunanya. Menurut CoinDesk, “Bankman-Fried..mungkin menderita efek samping EMSAM (termasuk perjudian kompulsif).”
Mantan pacarnya, Caroline Ellison, CEO Alameda Research, sebuah perusahaan perdagangan yang juga didirikan SBF. Alameda dilaporkan rugi miliaran dollar AS dalam sebuah perdagangan berisiko, yang menurut Wall Street Journal, diduga menyebabkan dana pelanggan ditransfer secara tidak semestinya dari FTX ke Alameda. Ellison, penggemar berat Harry Potter, mencemooh mereka yang tidak menggunakan narkoba dalam cuitannya di tahun 2021: “Tidak ada yang seperti amfetamin, yang bisa membuatmu menghargai betapa bodohnya banyak pengalaman normal obat.”
Seorang tokoh masyarakat kelas atas Miami, mengingat betapa kehadiran kelompok FTX pada konferensi crypto yang diadakan SBF di resor Baha Mar di Bahama, yang ia hadiri April lalu, tampak tidak mengesankan.
CoinDesk menyatakan, di penthouse megah yang terletak di resor Albany, Bahama, itu mereka bisa bertukar pasangan dalam hubungan romantis satu sama lain. “Mereka begadang sepanjang malam, mendengus Adderall, bau mereka seperti belum mandi berminggu-minggu,” tulis New York Post.
Meskipun firma tersebut juga memiliki kantor di kota, penthouse itu sering lebih merupakan pusat saraf perusahaan investasi tersebut. “Cinta adalah mata uang yang berlaku di situ,”kata sebuah laporan di situs web Sequoia Capital, perusahaan yang berinvestasi di FTX. Tulisan itu kini sudah dihapus.
Ellison, mantan pacar SBF yang secara tongkrongan sangat ‘biasa banget’ itu memiliki ide-ide khas tentang bagaimana seorang free-love seharus. “Ketika saya pertama kali terjun ke (gaya hidup) poli, saya menganggapnya sebagai terobosan radikal dari masa lalu saya,” tulisnya dalam Tumblr. “Tapi akhirnya saya memutuskan, satu-satunya gaya poli yang dapat diterima, dan itu paling baik, dicirikan laiknya harem ala Kekaisaran Cina.”
Seorang sumber yang pernah menghadiri pertemuan di penthouse Albany itu menggambarkan kepada New York Post betapa mewahnya penthouse tersebut. “Sangat mewah, terutama terasnya. Saya ingat semuanya sangat bersih,” kata dia.
Dia mengaku tidak yakin berapa banyak pekerjaan telah dilakukan di sana. Saat itu ia melihat SBF memainkan League of Legends, dengan sangat buruk, mempertaruhkan jutaan dollar.
Wajar saja bila yang datang kemudian adalah kebangkrutan. Pada 11 November lalu SBF mengajukan kebangkrutan FTX, dengan alasan perusahaan tersebut berutang lebih dari 3 miliar dollar AS kepada 50 kreditur terbesarnya. Bos Besar itu juga disebut-sebut telah menyumbangkan sekitar 40 juta dollar AS sendiri kepada politisi Demokrat pada Pemilu lalu.
Di kalangan penduduk Nassau, SBF dikenal royal. “Dia memberikan uang untuk ini, untuk itu,” kata seorang pemilik restoran di Nassau. “Mungkin, dia orang yang hebat dengan manajemen yang buruk.” [The New York Times]