Jakarta – Halu, kerap dilontarkan anak-anak gaul sekarang untuk untuk menanggapi orang yang kata-katanya sulit dipercaya seperti halusinasi atau menghayal. Orang yang berhalusinasi cenderung mengganggap hal yang tidak ada jadi nyata baik sadar atau tidak.
Menurut Wikipedia, halusinasi adalah terjadinya persepsi dalam kondisi sadar tanpa adanya rangsang nyata terhadap indra. Dilansir listverse, Jumat (14/02/2020), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melakukan riset dengan menganalisis informasi lebih dari 31.000 orang di 18 negara. Puluhan ribu orang itu, seperti dikutip dari Listverse, diwawancarai sebagai partisipan survei kesehatan mental. Hasilnya, secara keseluruhan hampir 6 persen orang pernah mengalami satu kali halusinasi. Artinya 1 dari 20 orang pernah mengalami halusinasi di dalam hidup mereka. Lalu apa penyebabnya?
Salah satu yang dikenal memacu halusinasi adalah kafein yang merupakan senyawa yang memberikan rasa pahit dalam kopi. Jika mengonsumsi kafeina dalam takaran yang tidak wajar dapat memicu halusinasi. Ketika seseorang mengonsumsi 3 cangkir kopi sekaligus dalam waktu bersamaan dapat menyebabkan risiko halusinasi pendengaran dan visual tiga kali lebih tinggi dari sebelumnya.
Peneliti dari Universitas Warwick dan Bristol di Inggris telah melakukan penyelidikan menyeluruh terhadap masalah ini. Mereka menemukan beberapa anak yang dilecehkan memiliki risiko empat kali lebih besar mengalami halusinasi dan kesehatan mental di masa depan.
Ada lagi pemicunya adalah Charles Bonnet Syndrome (CBS) yang menyebabkan halusinasi visual yang nyata dan kompleks. Biasanya terjadi karena faktor umur, karena semakin tua maka ketajaman penglihatan semakin menurun.
Giovanni Caputo seorang psikolog asal Italia, mengadakan pengujian pada 20 orang untuk membuktikan saling menatap mata pasangan selama 10 menit dapat menyebabkan halusinasi. Hasilnya menarik, 90% dari kelompok tersebut berhalusinasi seolah-olah mereka melihat wajah pasangan mereka abstrak, 75% berubah menjadi monster, 50% berubah menjadi wajah mereka sendiri dan sisanya mengaku melihat kerabat keluarga. [Zin]
