
Siapa saja para alumnus yang berada di jajaran pengurus IKAFEB 2025–2029? Formasi pengurus baru cukup beragam. Selain Syahraki, pucuk pimpinan diisi Anita Setyorini (‘99) dan Rizky Arnando Pratama (‘99) sebagai wakil ketua. Sekretariat dipegang Sefin Martadjaja (‘95) dan Anggi Yukaesa (‘05). Struktur kepengurusan juga meliputi berbagai direktorat: Alumni Experience & Engagement (Audry Angga Adikara), Career Development (Salihuddin), Research & Education (Yusuf Faisal Martak), Institutional Partnership (Yoseph Yusrizal), hingga Endowment Fund (Yose Yamani). Nama-nama lain seperti Fajar Rachmadi, Iwan Fadhillah, Edwin K. Djakaria, Rifqi B. Prasetyo, Banuaji Setiawan, Grahita Primasari, hingga Ahmad Salman Farizy mengisi posisi strategis lintas generasi.
JERNIH– Ikatan Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran (IKAFEB Unpad) resmi menggelar acara “IKAFEB Goes to Campus” di Gedung LEAD FEB Unpad, Jatinangor, sebagai penanda dimulainya kepengurusan periode 2025–2029.
Rombongan pengurus berangkat dari Jakarta dan Bandung, tiba di kampus FEB Unpad, disambut hangat BEM KEMA FEB. Acara dibuka dengan coffee break dan foto bersama, lalu dilanjutkan pengukuhan pengurus baru dan penandatanganan Pakta Integritas sebagai komitmen penuh untuk mengabdi selama empat tahun ke depan.
“Ini bukan seremoni kosong,” kata Syahraki Syahrir (‘99), ketua umum IKAFEB. “Kami ingin alumni hadir nyata di tengah mahasiswa dan kampus. Tidak hanya saat wisuda atau reuni, tapi memberi sumbangsih strategis.”
Menjembatani Kampus dan Dunia Nyata
Acara juga menggelar sesi talkshow, menghadirkan Dr. Adiatma Yudistira Manogar Siregar, wakil dekan Bidang Pembelajaran, Kemahasiswaan, dan Riset; Harits Raihan, ketua BEM KEMA FEB; dan Syahraki Syahrir. Mereka menyoroti pentingnya sinergi kampus, mahasiswa, dan alumni.

“Mahasiswa sekarang menghadapi tantangan disruption. Alumni harus hadir, membuka jejaring, membimbing,” ujar Adiatma. Harits menambahkan, “Banyak di antara kami gelisah soal masa depan kerja. Jejaring alumni penting untuk mempermudah transisi ke dunia kerja,” kata dia.
Syahraki dengan yakin menegaskan, andai ketiga komponen itu bersinergi, legacy Unpad bukan sekadar jargon.” Ia mengutip pernyataan klasik JFK yang relevan sepanjang Sejarah. “Ask not what your country can do for you—ask what you can do for your country.” Dengan car aitu Syahraki mengingatkan, sudah saatnya para alumni FEB Unpad “melakukan” dan “memberi”, bukan lagi sekadar “menerima”.
Sebagai bentuk penghargaan, pada kesempatan itu IKAFEB menyerahkan cendera mata kepada Wakil Dekan Bidang Sumber Daya dan Organisasi, Dr. Dina Sartika, untuk dukungan FEB Unpad terhadap inisiatif alumni. “Ini pengingat agar dukungan kampus-alumni jadi budaya,” kata Sefin Martadjaja (‘95), sekjen IKAFEB.
Usai melakukan campus tour dan makan siang, digelar forum internal, dipandu Rizky Arnando Pratama (‘99). Berbagai ide strategis lahir: penguatan kolaborasi, reaktivasi organisasi, pembangunan infrastruktur digital (Instagram, website, YouTube, LinkedIn). Ada pula rencana revenue stream agar IKAFEB mandiri.
“Kalau ingin bertahan, kita butuh endurance. Jangan semangat di awal, lalu padam,” ujar Syahraki.
Siapa saja para alumnus yang berada di jajaran pengurus IKAFEB 2025–2029? Formasi pengurus baru cukup beragam. Selain Syahraki, pucuk pimpinan diisi Anita Setyorini (‘99) dan Rizky Arnando Pratama (‘99) sebagai wakil ketua. Sekretariat dipegang Sefin Martadjaja (‘95) dan Anggi Yukaesa (‘05).
Struktur kepengurusan juga meliputi berbagai direktorat: Alumni Experience & Engagement (Audry Angga Adikara), Career Development (Salihuddin), Research & Education (Yusuf Faisal Martak), Institutional Partnership (Yoseph Yusrizal), hingga Endowment Fund (Yose Yamani). Nama-nama lain seperti Fajar Rachmadi, Iwan Fadhillah, Edwin K. Djakaria, Rifqi B. Prasetyo, Banuaji Setiawan, Grahita Primasari, hingga Ahmad Salman Farizy mengisi posisi strategis lintas generasi.
Acara berakhir dengan nada optimistis. “Ini bukan hanya soal organisasi. Ini tentang warisan. Kita ingin alumni Unpad benar-benar memberi dampak,” kata Yoseph Yusrizal (‘04).
Seorang mahasiswa berkomentar, “Kakak-kakak alumni ini nyata. Tidak hanya datang reuni, tapi bawa solusi.”
Di situlah kekuatan forum ini: membangun ekosistem, bukan sekadar jaringan. Dari Jatinangor, langkah kecil ini bisa jadi langkah besar membentuk warisan IKAFEB yang berkelanjutan.[ ]