POTPOURRIVeritas

IKAFEBergeRAK: Jejak Syahraki Syahrir Kembali ke Rumah Besar FEB UNPAD

“Kalau ingin manfaatnya besar, kita harus mulai dari rasa memiliki. Harus guyub dulu,” katanya. Guyub itulah yang ingin ia hidupkan kembali di tubuh IKAFEB—yang kini, menurutnya, sudah waktunya bertransformasi dari sekadar wadah ke arah platform kolaboratif strategis.

JERNIH–Syahraki Syahrir, alumnus Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran angkatan 1999, kini mencalonkan diri sebagai ketua Ikatan Alumni FEB UNPAD periode 2025–2029. Namanya mungkin tidak asing bagi banyak angkatan, terutama mereka yang mengenalnya sejak masa-masa organisasi kampus—dari HIMA Akuntansi, Senat Mahasiswa, hingga menjadi wakil presiden BEM FEB.

Setelah lebih dari dua dekade berkiprah di bidang tata kelola perusahaan, risiko digital, dan keamanan data lintas negara, Raki—begitu ia disapa—memutuskan untuk “pulang.” Pulang bukan dalam arti fisik semata, melainkan kembali memberi waktu, tenaga, dan pikiran untuk almamater yang membentuknya. Pulang untuk memperkuat tali yang mungkin mulai renggang antaralumni, dan membangun jembatan baru antara alumni, mahasiswa, serta institusi.

“Saya percaya, IKAFEB harus menjadi rumah bersama—tempat kita tumbuh, kembali, dan saling menguatkan,” kata Raki.

Visi yang ia tawarkan terangkum dalam tiga kata: Bergerak, Bersama, Bermanfaat. Tiga kata itu bukan sekadar jargon, melainkan cermin dari perjalanan dan komitmen panjang yang telah ia bangun. Melalui kampanye #IKAFEBergeRAK!, ia ingin mendorong IKAFEB menjadi platform yang dinamis, tidak hanya untuk berkumpul, tetapi juga berkontribusi aktif di tengah isu-isu nasional, membangun jejaring, dan memberdayakan lintas angkatan.

“Organisasi alumni tak boleh hanya jadi ajang nostalgia,” ujarnya. “Ia harus menjadi simpul kekuatan yang aktif, produktif, dan inklusif.”

Raki punya landasan kuat untuk menyusun program-program itu. Ia saat ini adalah CEO dan Partner di Veda Praxis, sebuah perusahaan konsultan manajemen yang berfokus pada transformasi digital dan tata kelola korporat, dengan jaringan kerja di Indonesia, Singapura, dan Vietnam. Di luar itu, ia juga menjabat sebagai Presiden ISACA Indonesia Chapter, asosiasi global para profesional tata kelola dan keamanan sistem informasi.

Di dunia akademik, ia masih aktif mengajar sebagai dosen luar biasa di FEB UNPAD untuk mata kuliah seperti Information System Audit, Financial Technology, dan IT Governance. Ia juga pernah menjadi bagian dari tim penulis buku Digital Governance: Inovasi dengan Etika dan Integritas bersama Prof. Ilya Avianti, dan berkontribusi dalam buku Ekonomi Digital bersama CORE Indonesia.

Namun bagi Raki, kontribusi bukan semata soal portofolio. Ia kembali terlibat dalam berbagai kegiatan di kampus sebagai narasumber, mentor, dan fasilitator diskusi. Ia juga turut mendorong terbentuknya Whizz Ideation Community (WIC), sebuah komunitas konsultan yang dikelola mahasiswa untuk mengasah kemampuan berpikir strategis dan kolaboratif di lingkungan FEB.

“Kalau ingin manfaatnya besar, kita harus mulai dari rasa memiliki. Harus guyub dulu,” katanya. Guyub itulah yang ingin ia hidupkan kembali di tubuh IKAFEB—yang kini, menurutnya, sudah waktunya bertransformasi dari sekadar wadah ke arah platform kolaboratif strategis.

Program yang ia usulkan mencakup penyelenggaraan seminar nasional, pembentukan forum lintas profesi alumni, mentoring dan coaching untuk mahasiswa serta alumni muda, hingga keterlibatan alumni dalam memperkuat narasi publik dan peran strategis FEB UNPAD di tingkat nasional.

Dengan bekal pengalaman, jejaring profesional, serta ikatan emosional yang masih kuat dengan kampusnya, Syahraki Syahrir maju bukan sebagai orang luar yang hendak datang memberi warna, melainkan sebagai bagian dari rumah itu sendiri.

Dan mungkin karena itu pula, ajakannya terdengar sederhana namun mengakar: mari kita pulang—bersama. Bergerak. Bermanfaat. [rls]

Back to top button