Balas Dendam Sabalenka Antarkan Jadi Juara US Open 2025

Kemenangan Sabalenka di US Open 2025 bukan sekadar gelar. Ia adalah kisah kebangkitan—dari deretan kekalahan pahit hingga puncak ketangguhan mental.
JERNIH – Kegembiraan membuncah di Arthur Ashe Stadium. Ia adalah Aryna Sabalenka. Di bawah hujan yang menyiram New York sehingga atap stadium terpaksa ditutup, Sabalenka memenangkan pertarungan final dua set. Aryna Sabalenka mempertahankan gelar juara US Open dengan mengalahkan Amanda Anisimova 6–3, 7–6 (7–3).
Ia menjadi wanita pertama sejak Serena Williams (2012–2014) yang berhasil meraih gelar US Open secara beruntun. Ini juga merupakan gelar Grand Slam keempat dalam kariernya.
Dua bulan sebelumnya, Sabalenka kalah telak dari Anisimova di semifinal Wimbledon 2025 dalam laga yang penuh tekanan. Padahal Sabalenka unggul di atas kertas dan pengalaman. Saat itu harus diakui permainan Sabalenka kurang prima dan cenderung buruk. Kekalahan itu bagai cambuk semangat yang membangkitkan tekadnya di New York. Dalam laga final US Open, Sabalenka menunjukkan ketenangan mental luar biasa—menghadapi tekanan besar dengan tenang, bahkan ketika semangat Anisimova bangkit di set kedua.

Sabalenka menyebut bahwa final final sebelumnya, seperti di Australia dan Prancis, memang “terrible,” namun itu penting dalam membentuk mental juara. “Di final itu saya benar-benar buruk, tapi itu sepadan, bukan?” ujarnya.
Setelah kekalahan emosional di final-final sebelumnya, kali ini Sabalenka menetapkan tujuannya jelas. “Aku memutuskan… Aku akan mengendalikan emosiku. Aku tidak akan membiarkan emosi menguasai diriku,” akunya.
Secara statistik permainan Sabalenka mendominasi. Ia meminialisir kesalahan sendiri. Dalam laga final, Sabalenka hanya melakukan 15 unforced errors, jauh lebih sedikit dari Anisimova yang mencapai 29.
Sabalenka mencatat 100 kemenangan di turnamen Grand Slamalias momen penting dalam kariernya. Ia juga menjadi pemain yang mendominasi final-final Grand Slam di permukaan hardcourt, tak pernah absen mencapai partai puncak sejak 2022. Ia mengakui membaca sebuah buku yang membantunya mempertahankan fokus selama turnamen.
Ini adalah pembuktian bahwa menata kembali emosi dan fokus, serta belajar dari luka terdalam, mampu membawa seorang atlet ke level maha tinggi.
Adapun Amanda Anisimova belakangan performanya semakin membaik. Ia sempat mengejutkan dunia dengan menumbangkan Iga Świątek dan Naomi Osaka dalam perjalanan ke final. Kemenangan terhadap Swiatek adalah momen pembalasan setelah Anisimova dikalahkan di final Wimbledon 2025 dengan skor telak 6-0, 6-0.

“Kurasa aku kurang berjuang keras untuk mimpiku hari ini… Tapi selamat untuk Aryna… kamu luar biasa,” sambutnya.
Meski kalah namun Anisimova merain kenaikan peringkat. Ia merangkak ke peringkat dunia No. 4, pencapaian tertinggi dalam kariernya sejauh ini.
Sementara kemenangan Sabalenka makin menambah pundi-pundi keuangannya. Setelah memenangi US Open 2025 perkiraan kekayaannya mencapai sekitar 27,4 juta dolar. Itu sudah termasuk pendapatan dari sisi endorsement, dan profil media yang terus bersinar. (*)
BACA JUGA: US Open 2025: Grand Slam Akhir Tahun dengan Energi New York yang Tak Tertandingi