‘Nabi Palsu’ Korsel Meminta Pengampunan Pemerintah
Seoul — Lee Man-hee, pendiri sekte rahasia Gereja Shincheonji, meminta maaf atas kasus virus korona yang menyebar di kalangan jamaahnya.
“Saya menyampaikan permintaan maaf yang tulus kapada orang-orang atas nama anggota,” kata Lee Man-he, dengan suara pecah seakan menahan tangis.
Baca Juga:
— ‘Nabi Palsu’ Korsel Terancam Tuduhan Kriminal
— Virus Korona: Korsel Gertak ‘Nabi Palsu’ Gereja Shincheonji Yesus
Lee Man-hee dua kali berlutut dan bersujud di depan wartawan di Gapyeong. Ia kembali meja konferensi pers dan mengatakan; “Meski tidak disengaja, banyak orang telah terinfeksi.”
Setengah dari hampir 4.000 korban terjangkit virus korona adalah jamaah Gereja Shincheonji. Lee diduga memberikan dokumen palsu berisi nama-nama jamaahnya, yang membuat pemerintah kesulitan melakukan pelacakan.
Sejumlah mantan jamaan Gereja Shincheonji berunjuk rasa di depan gedung Kejakaan Korsel, meminta Lee Man-he dituntut atas dugaan tindak kriminal.
Walikota Seoul menginbau kejaksaan segera menahan Lee, dan mengajukan tuntutan melakukan kelalaian disengaja yang membuat orang banyak terkena virus korona.
Menurut Lee Man-hee, pihaknya berusaha melakukan pencegahan. “Kini, saya mencari pengampunan dari setiap orang,” katanya.
Baca Juga:
–– 55,6 Persen Korban Virus Korona di Korsel adalah Jamaah ‘Nabi Palsu’
— Virus Korona Menyerang Pengikut ‘Nabi Palsu’ Korsel
Lee menyebut diri Promised Pastor, atau pastor yang dijanjikan, dan dihormati dua ratas ribu lebih pengikutnya. Dalam beberapa kesempatan Lee juga menyebut diri second coming, atau gembala kedua yang dijanjikan Tuhan setelah Yesus Kristus.
Ia dipercaya akan membimbing jamaahnya mencapai surga pada hari penghakiman.
Bagi jamaah gereja mainstream, Lee adalah nabi palsu. Ia diduga Kembangan kerahasiaan di sekitar gereja, dan berusaha mempertahankannya di tengah wabah virus korona.
Lee tampaknya harus menanggalkan statusya sebagai Promised Pastor. Kepada wartawan dia mengatakan; “Kami mencari pengampunan dari pemerintah,” katanya.