Facebook Larang Iklan Masker Sementara
San Francisco – Facebook melarang iklan dan daftar dagang masker wajah medis di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap eksploitasi terkait virus corona.
“Kami sedang memantau Covid-19 (nama resmi dari virus corona) dengan cermat dan akan membuat pembaruan yang diperlukan untuk kebijakan kami jika kami melihat orang-orang mencoba untuk mengeksploitasi keadaan darurat kesehatan masyarakat ini. Kami akan merilis perubahan ini beberapa hari mendatang,” cuit Direktur Produk Facebook Rob Leathern via akun Twitter pribadinya @robleathern, seperti dikutip The Verge, kemarin.
“Silakan laporkan jika Anda melihat iklan seperti itu muncul (sudut kanan atas iklan) dan tandai (tag) di sini juga agar tim kami bertindak,” lanjut cuitannya tersebut.
Facebook sebelumnya mengumumkan larangan iklan untuk produk medis yang secara keliru menyebut suatu barang dalam jumlah terbatas, dan promosi palsu ‘obat’ atau metode pencegahan untuk COVID-19. Selain itu, Facebook juga akan memblokir grup atau halaman bertema virus corona.
Organisasi Kesehatan Dunia WHO mengatakan bahwa banyak orang yang telah memborong masker dan peralatan lain yang menyebabkan kekurangan alat pelindung bagi pekerja medis, yang menempatkan nyawa mereka dalam risiko besar tertular virus corona tersebut.
Larangan iklan masker juga berlaku untuk Instagram, jejaring sosial berbagi foto dan video milik Facebook.
“Pembaruan: Kami melarang iklan dan daftar dagang yang menjual masker di Instagram dan Facebook. Persediaan terbatas, harga naik, dan kami menentang orang yang mengeksploitasi darurat kesehatan masyarakat ini. Kami akan mulai meluncurkan ini dalam beberapa hari ke depan,” cuit CEO Instagram Adam Mosseri.
Facebook menutup salah satu kantornya di Seattle, negara bagian Washington, AS setelah seorang kontraktor di sana dinyatakan positif virus corona, dan meminta 5.000 karyawan perusahaan yang berbasis di Seattle itu untuk bekerja dari rumah hingga 31 Maret mendatang.
Facebook juga menutup kantornya di London sampai Senin (9/3/2020) setelah seorang karyawan yang berkunjung dari Singapura didiagnosis terkena virus corona. [*]