Oikos

Penerimaan Negara Terkoreksi 10%, Ada Sektor Diuntungkan

Jakarta – Pandemi virus corona (Covid-19) berdampak terhadap berbagai sektor perekonomian nasional. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan penerimaan negara dapat terkoreksi hingga 10 persen.

“Kami memperkirakan pendapatan negara terkontraksi hingga 10 persen. Sebelumnya, pemerintah mencanangkan target pendapatan negara pada 2020 senilai Rp1.760 triliun,” ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani pada rapat bersama Komisi XI DPR, Senin (6/4/2020).

Ia memaparkan, penerimaan pajak negatif 5 persen karena pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan, dan perang harga minyak. Pemerintah juga memberikan fasilitas pajak bagi dunia usaha dan sekarang ditambah untuk hampir semua sektor. PPh turun jadi 22 persen. “Jadi memang ada kontraksi pendapatan negara,” jelasnya.

Dampak Covid-19 menurutnya turut meluas ke berbagai sektor, seperti perdagangan, komoditas, transportasi, dan lini usaha lainnya. Oleh karena itu, diperkirakan ada penurunan pendapatan negara 10 persen. Persentase ini tentunya masih dalam proses penyempurnaan.

Selain itu, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dapat turun 26,5 persen, karena Indonesia Crude Price (ICP) sudah turun dari US$63 per barel kini menjadi di bawah US$30 per barel. Sumber Daya Alam non migas juga turun, seperti batu bara.

Dana Bagi Hasil (DBH) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) tentunya juga akan menurun. DAK fisik minyaknya akan dipotong 25 persen karena dialokasikan untuk bidang selain pendidikan dan kesehatan. Menkeu menyampaikan seluruh Kementerian/Lembaga bersama Kemendagri dapat membantu memantau APBD karena diperkirakan ada penghematan APBN hingga Rp190 triliun.

“Kita akan masih akan melakukan penambahan bansos dan penghematan belanja. Kami diminta oleh presiden untuk membuat kajian atas THR dan gaji ke 13 mengingat belanja meningkat,” imbuhnya.

Menkeu juga memaparkan, pandemi virus corona juga telah menghantam beberapa sektor ekonomi. Namun, tidak semua mengalami kontraksi karena terdapat beberapa sektor yang justru mengalami kenaikan permintaan. Dia menyebutkan ada beberapa sektor yang diperkirakan menjadi winner dan loser di tengah virus corona yang mewabah.

“Pariwisata jelas terkena paling dalam akibat kurangnya traffic, transportasi, pertambangan dan keuangan juga akan terkena,” ujarnya. Sektor keuangan diperkirakan akan menghadapi babak kedua atau second round setelah konsumsi masyarakat menurun. Sri Mulyani juga menambahkan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terkena dampak besar karena tidak ada kegiatan sosial.

Sementara itu, sektor yang tumbuh positif di tengah hantaman virus corona disebutkan antara lain jasa logistik dan komunikasi, makanan dan minuman, farmasi, dan tekstil. “Ketika bicara APD dan masker, yang menjadi hambatan adalah bahan baku karena dari Korea Selatan diproyeksikan habis dua minggu ke depan. Saat ini, sedang dipikirkan untuk menciptakan bahan laku lokal yang certified WHO untuk APD,” kata Sri Mulyani. [*]

Back to top button