AS Mulai Tarik Pasukan dari Afghanistan
Kabul — AS mulai menarik pasukan dari Afghanistan sebagai bagian dari kesepakatan dengan Taliban.
Dalam 135 hari sejak penanda-tanganan perjanjian damai AS-Taliban, Washington akan mengurangi jumlah personel militer dari 12 ribu menjadi 8.600.
Kesepakatan damai AS-Taliban tidak menyertakan pemerintah Afghanistan saat ini, yang membuat konflik di negeri itu menjadi persoalan dalam negeri.
Baca Juga:
— Dua Hari Setelah Berdamai, AS Membom Taliban
— Trump kepada Taliban: Anda Tangguh, Saya Mengerti Perjuangan Anda
— Di Atas Meja Berlapis Emas, AS-Taliban Teken Perjanjian Damai
AS berharap Taliban dan pemerintah Afghanistan berunding, dan mencari solusi damai. Sesuatu yang mungkin sulit, karena tradisi konflik berdarah yang sedemikian lama.
Taliban mengajukan satu syarat untuk pembicaraan damai dengan pemerintah Afghanistan, yaitu pembebasan tawanan. Presiden Ashraf Ghani menolak mematuhi syarat itu, dengan menolak melepas tawanan Taliban.
Belakangan diketahui Ashraf Ghani memutuskan membebaskan seribu tahanan Taliban pekan ini.
Rapuh
Perjanjian damai AS-Taliban sangat rapuh. Taliban masih terus menyerang pos-pos militer pemerintah Afghanistan di Propinsi Helmand. AS, sebagai tuan pemerintah Afghanistan, sempat merespon dengan menggelar serangan udara ke kubu Taliban.
Namun, AS tidak bisa sepenuhnya melindungi pemerintah Afghanistan. Perjanjian damai telah ditanda-tangani, dan harus membawa pulang serdadunya.
Kolonel Sonny Leggert, juru bicara pasukan AS di Afghanistan, secara resmi mengumumkan fase pertama pemulangan pasukan Paman Sam.
Tidak hanya AS, pasukan NATO — sekutu AS dalam perang hampir 20 tahun di Afghanistan — juga akan ditarik dalam 14 bulan.
Selama penarikan, Taliban diharapkan menahan diri dengan tidak melakukan kekerasan. Taliban juga diharapkan tidak membiarkan Al Qaeda, kelompok teroris, kembali ke negara itu.
Kendati demikian, perjanjian damai AS-Taliban tetap rapuh.