44 Militan Boko Haram Tewas Keracunan di Penjara
NDJAMENA – Dari 58 orang tersangka militan Islam Boko Haram yang ditangkap dan dikirim ke Ndjamena, 44 orang diantaranya tewas di dalam tahanan karena keracunan. Mereka ditangkap pasukan militer Nigeria dalam oprasi besar-besaran di sekitar danau Chad.
Pada hari Sabtu pemerintah Chad menyatakan hasil laporan ahli patolog dari empat orang korban yang diperiksa terungkap adanya zat mematikan yang dikonsumsi.
Akibatnya sebagian militan mengalami masalah jantung dan yang lainnya sesak napas parah yang menyebabkan kematian mereka.
Mentri Kehakiman Djimet Arabi mengatakan kepada AFP bahwa para tahanan tidak diperlakukan dengan buruk.
“Seorang tahanan, yang dibawa ke rumah sakit pada hari Kamis, telah pulih dan bergabung kembali dengan 13 tahanan lainnya yang masih hidup dan baik-baik saja” tambah menteri kehakiman.
Arabi juga mengkonfirmasi bahwa penyelidikan masih berlangsung untuk memastikan penyebab kematian itu. “Apakah itu bunuh diri kolektif atau sesuatu yang lain? Kami masih mencari jawaban.”
Latar belakang penangkapan
Pada 23 Maret para militan Boko Haram telah melakukan serangan militer selama tujuh jam yang menyebabkan terbunuhnya sekitar 100 tentara Chad di sebuah pangkalan pulau di Danau Chad.
Serangan itu adalah yang paling mematikan terhadap tentara Chad oleh Boko Haram sejak pemberontakan mereka menyebar melintasi perbatasan Nigeria beberapa tahun lalu.
Danau Chad yang memiliki luas 1.500 km² merupakan perbatasan Chad, Nigeria, Niger dan Kamerun. 90 persen air danau Chad berasal dari sungai Chari. Danau ini memiliki banyak pulau kecil dan pantainya membentuk rawa-rawa.
Menurut PBB, pemberontakan Boko Haram dimulai di wilayah timur laut Nigeria dan telah berlangsung lebih dari satu dekade. Kekerasan yang ditimbulkan merembet ke negara-negara tetangga, menewaskan lebih dari 30.000 orang dan memaksa dua juta orang mengungsi dari rumah mereka,.
Pada 2015, keempat negara, ditambah Republik Benin membentuk formasi yang disebut Pasukan Gabungan Multinasional (MNJTF) untuk melawan Boko Haram.
Akan tetapi Pemerintah Chad mengeluh kepada MNJTF setelah pasukannya kehilangan daerah Bohoma.
“Chad sendirian dalam memikul semua beban perang melawan Boko Haram,” keluh Presiden Chad Idriss Deby Itno pekan lalu.
“Saya bertemu dengan komandan MNJTF dan memintanya untuk mengambil alih.”
Di tempat terpisah, kementerian pertahanan Niger di Niamey mengatakan dalam operasi bersama dengan Chad, pasukannya telah menimbulkan “kerugian besar” pada Boko Haram di wilayah danau.
Wilayah Niger yang terkurung dan miskin harus menghadapi serangan militan di masing-masing ujung wilayahnya yaitu dampak pemberontakan militan Mali di perbatasan Niger – Mali dan serangan di wilayah Danau Chad oleh pejuang Boko Haram.
Di timur laut Nigeria, dampak kampanye militer Boko Haram yang berlangsung sejak 2009 telah menewaskan puluhan ribu jiwa dan mengusir hampir dua juta orang dari rumah mereka.
Upaya di tingkat regional untuk mengakhiri kekerasan Boko Haram terus dikampanyekan. Namun kelompok ini telah meningkatkan serangannya dalam beberapa bulan terakhir sampai kemudian terjadi serangan tanggal 23 Maret yang menewaskan 100 tentara Chad.
Untuk mengusir Boko Haram dari di kawasan danau Chad, pihak militer Chad segera melancarkan Operasi Bohoma Anger yang berlangsung delapan hari. Juru bicara militer Kolonel Azem Bermendoa Agouna mengatakan bahwa lebih dari 1.000 militan dan 52 tentara Chad tewas.