Mencari Pilar Cahaya di Perut Bumi
YOGYAKARTA — Salah satu tempat rahasia di perut bumi yang menguras adrenalin para penjelajah alam adalah Goa Jomblang di Jetiswetan, Semanu, Gunungkidul, Yogyakarta. Lokasinya berjarak 10 km dari kota Wonosari. Tempat ini adalah tantangan bagi yang berjiwa petualang untuk melihat keajaiban “dunia lain” di bawah tanah. Namun untuk bisa menikmati sentuhan Tuhan di tempat ini, memerlukan persiapan yang matang baik peralatan yang memadai, maupun mental dan fisik yang prima.
Persiapan mental yang dibutuhkan tidak saja untk merambahi medan yang sulit dalam perjalanan menuju lubang gua yang merupakan hutan purba dengan dominasi pohon jati yang lebat saat musim hujan dan meranggas saat kemarau, namun juga menyingkirkan rasa takut dari kisah mengerikan tentang riwayat goa tersebut. Bertapa tidak Goa ini menyimpan cerita kelam ketika era tahun 1970-1980 adalah kuburan masal dari ratusan anggota PKI yang dieksekusi mati.
Mereka dieksekusi dengan cara dijajarkan sepanjang bibir goa dangan tangan terikat oleh tali yang terhubung satu sama lain. Ketika salah satu ditembak dan dijatuhkan ke dalam goa, maka yang lainnya terseret hidup-hidup dan menemui ajalnya di dasar goa. Baru kemudian tahun 1984 Goa Jomblang pertama kali dapat dijelajahi oleh Acintyacunyata Speleological Club yang merupakan kelompok penjelajah goa dari Yogyakarta.
Goa Jomblang yang berpasangan dengan Goa Grubugan terdapat direntangan perbukitan karst pesisir selatan yang memanjang dari Gombong, Jawa Tengah hingga kawasan karst Pegunungan Sewu, Pacitan, Jawa Timur. Keduanya Merupakan bagian dari sekitar 500 goa yang ada di wilayah pegunungan tersebut. Gua Jomblang merupakan goa vertikal yang bertipe collapse doline. Sepasang goa tersebut Terbentuk akibat proses geologi amblesnya tanah beserta tumbuhan yang ada di atasnya ke dasar bumi yang terjadi ribuan tahun lalu menjadi semacam sumuran.
Tinggi vertical Goa Jomblang adalah 80 meter denga diameter 50 meter sedangkan goa Grubugan tinggi vertikalnya 90 meter. Oleh karena itu untuk menikmati keindahan didalamnya maka para petualang harus turun kebawah menggunakan tali. Tentu saja bukan turun sembarang turun, siapapun yang hendak caving di Goa Jomblang wajib menggunakan peralatan khusus yang sesuai dengan standar kemanan caving di goa vertikal dan harus didampingi oleh penelusur goa yang sudah berpengalaman.
Bagi yang belum terbiasa, jalur Goa Jomblang yang dipakai untuk mencapai dasarnya akan sangat melelahkan. karena dibutuhkan kemampuan melakukan Single Rope Technique (SRT) untuk memasuki gua ini. SRT merupakan teknik yang baku digunakan untuk menuruni gua vertikal dengan memakai satu tali sebagai lintasan yang dipakai untuk jalan menaiki dan menuruni tempat yang vertical. Namun rasa lelah turun ke dalam bumi akan terbayar berlipat ganda dengan apa yang akan disaksikan didalam goa.
Di dasar goa Jamblang akan ditemui kerimbunan tumbuhan, terdapat bilik alamiah yang dapt digunakan untuk istirahat. Dan setelah itu dapat melakukan perjalanan menembus lorong purba bawah tanah untuk menuju Goa Grubugan yang berjarak sekitar 300 meter.
Lorong tersebut memiliki entrance yang besar dan jalur menuju Goa Grubugan merupakan terdapat jalan setapak yang terbentuk dari bebatuan yang disusun memanjang. Walau mudah dilalui namun harus berhati-hati karena jalannya licin dan udaranya lembab. Maka alat-alat pendukung lainnya untuk menikmati penjelajahan di dalam lorong juga mesti memadai. Baik untuk keamanan maupun untuk menikmati keindahan di perut bumi.
Menelusuri lorong bawah tanah menimbulkan sensasi yang luar biasa, pemandangan khas goa seperti batu kristal, stalaktit, serta stalagmit yang indah menjadi komposisi ornament yang indah. Semakin mendekati Goa Grubugan akan terdengar gemericik air dari sungai Kali Suci yang menembus bawah tanah melintasi di sebelah utara. Bila hujan turun, sungai bawah tanah ini sangat berbahaya untuk ditelusuri.
Namun saat musim kemarau, maka aliran sungai bawah tanah ini dapat di jelajahi dengan menggunakan perahu karet untuk menembus goa-goa lainnya yang tak kalah indahnya.
Akhirnya rasa lelah akan terbayar lunas dietape terakhir ini, tepat di bawah lorong yang tembus ke Goa Grubugan, akan terlihat tihang cahaya yang berpendar terang dari sinar matahari yang jatuh menembus sampai ke dasar goa yang gelap hal tersebut dapat di saksikan manakala matahari berada di pukul 12.00 WIB.
Dua stalagnit yang cukup besar dengan warna kehijauan akan terlihat eksotis. Demikian pula stalagtit dan stalagmit lainnya terlihat bersinar terkena sinar sang surya. Tak heran jika tahun 2011 Goa Jombang dijadikan tempat pengambilan gambar Amazing Race Amerika.