POTPOURRI

Jejak Islam : Mesjid Istri Kauman, Mesjid Wanita Pertama Di Dunia

JERNIH.CO – Dalam buku Fragmenta Islamic (Leiden 1934) yang ditulis Dr. G.F. Pijper, bekas Adjunct Adviseur voor Inlandsche Zaken, banyak mengupas hal-hal menarik soal teori dan praktek Islam dalam keseharian masyarakat Islam Indonesia, terutama gerakan kaum wanitanya yang lebih maju dari negara-negara Islam lainnya.

Dalam buku itu ditulis tentang sebuah mesjid yang dikelola oleh kaum wanita, sehingga disebut juga Mesjid Istri.  Mesjjid itu didirikan oleh perkumpulan Aisyiah pada 1341 H (1923 M). Aisyiah adalah bagian dari Muhammadiyah yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada 18 Nopember 1912. 

Berdirinya Mesjid Istri turut mewarnai kehidupan sehari-hari masyarakat Islam di Kampung Kauman Yogyakarta. Bangunan mesjid tersebut berupa gedung sederhana bercat putih (saat itu) yang sekelilingnya diberi pagar besi.

Mesjid Istri terletak dipinggir sebuah gang di tengah-tengah Kampung Kauman Yogyakarta. Dari celah-celah pintu, orang dapat melihat isi ruangan mesjid yang lantainya bermarmer putih.

Dinding tembok diujungnnya tidak dihiasi, bercat putih bersih. Di arah barat laut dari dinding itu terdapat mihrab yang menunjukan arah kiblat.  Dibagian depan tergantung kentongan terbuat dari pohon nangka. Seorang wanita tua selalu siap menjalankan tugasnya memukul kentongan saat waktu shalat tiba.

Dan apabila kentongan itu berbunyi, maka dari tiap lorong gang Kampung Kauman yang berliku-liku seperti jalan di kota Baghdad, akan keluar para muslimah, tua muda besar kecil membawa telekung (mukena) ditangannya bergegas menuju mesjid untuk menunaikan kwajibannya.

Mesjid istri tersebut didirikan khusus untuk wanita. Oleh karenanya pengurus mesjidnyasemuanya wanita. Selain digunakan untuk tempat ibadah shalat sehari-hari juga digunakan untuk shalat jumat dan shalat-shalat hari raya lainnya yang khatib dan imamnya juga wanita.

Demikian pula yang merawat mesjid, termasuk yang mengelola tempat berwudhu maupun keperluan lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan kaum hawa semuanya dikelola oleh perempuan dari menyingsing fajar sampai tiba malam hari.  

Mesjid khusus wanita seperti Mesjid Istri seperti di Yogyakarta bisa dikatakan saat itu belum ada di negara-negara Islam lainnya dan merupakan mesjid wanita yang tertua di Indonesia.

Berdirinya Mesjid Istri di Yogyakarta diikuti mesjid-mesjid istri lainnya. Pada tanggal 18 bulan Rajab 1344 H (1 Februari 1926) berdiri Mesjid Istri di Kampung Pengkolan, Kabupaten Garut Jawa Barat.  Bangunannya juga sederhana berupa rumah tembok berbentuk empat persegi.   

Demikian pula di Karangkajen, Yogyakarta juga terdapat Mesjid Istri yang didirikan tahun 1927. Asalnya mesjid tersebut adalah sebuah langgar  yang berkembang menjadi mesjid yang makmur. Setelah itu muncul mesjid-mesjid lainnya yang khusus dipergunakan oleh wanita, seperti di Suronatan (Yogayakarta), Palmpitan (Surabaya), Keprabon (Surakarta) dan Ajibarang (Purwakarta).

Berkembangnya mesjid-mesjid istri ditempat lain kala itu dimakmurkan pula oleh perkumpulan Nasiyah yang dikelola oleh para muslimah yang masih gadis. Nasiyah merupakan bagian dari perkumpulan Aisyah.  Selain  di Yogyakarta, mereka juga mendirikan tempat ibadah khusus wanita di Slawi, Tegal dan tempat-tempat lainnya.

Di Indonesia tempat-tempat ibadah khusus untuk wanita yang berhubungan dengan pesantren, mesjid, langgar umumnya disebut Pawestren.

Back to top button