Menunggu Jose Mourinho Memperlihatkan ‘Sihir’-nya
London — Malam ini, perhatian publik sepakbola tertuju ke Stadion London saat Jose Mourinho membawa Tottenham Hotspurs bertandang ke kandang West Ham. Pertanyaannya, apakah pelatih yang pernah menjuluki diri Special One itu mampu membuat perubahan?
Kolumnis Matias Grez, dalam tulisannya di CNN.com menulis, tidak ada yang bisa memprediksi apakah laga pertama Mourinho di Stadion London ini menjadi awal yang baik atau bencana.
Latihan hari pertama Tottenham Hotspur bersama Mourinho, menurut Grez, tidak ubahnya kehidupan remaja yang bosan bermain Football Manager. Mourinho datang dengan sepakbola pragmatis. Pemain Tottenham, sejak ditangani Mauricio Pochettino, memainkan sepakbola menghibur.
Mourinho dipastikan akan memaksakan kehendaknya; mengajak pemain berubah. Di sisi lain, pemain butuh waktu beradaptasi dengan gaya bermain pragmatis.
Entah sampai kapan semua ini berlangsung. Yang pasti laga pertama melawan West Ham United bukan tidak mungkin menjadi bencana, karena pemain tak terbiasa bermain pragmatis.
Selama ini, Mourinho dikenal sebagai pelatih spesialis trofi. Ia meraih trofi di semua klub yang ditangani. Terakhir, ketika menangani Manchester United, Mourinho meraih trofi Liga Eropa dan Piala Liga dan menjadi manajer pertama dalam sejarah klub itu yang memenangkan trofi pada musim pertamanya.
Pochettino mungkin mampu meramu Spurs menjadi satu dari sedikit klub yang bermain menghibur, tapi tidak memberi gelar apa pun. Penunjukan Mourinho adalah indikasi betapa klub butuh gelar, bukan sekadar bermain menghibur.
Daniel Levy, bos Spurs, sedang berjudi kali kedua. Perjudian pertama dilakukan saat menggunakan seluruh uang klub untuk pembangunan stadion, yang membuat Spurs tak bisa belanja di pasar transfer dan struktur upah pemain babak belur.
Yang juga menarik dicermati adalah apa alasan Mourinho menerima tawaran melatih Spurs? Ingat. Mourinho adalah pelatih dengan tradisi belanja. Sebelum bersepakat soal gaji, Mourinho akan selalu bertanya kepada klub yang menginginkannya; berapa dana belanja pemain untuknya?
Jika tidak ada, Mourinho akan menolak. Pelatih asal Portugis itu hanya bisa menerapkan strategi bermainnya dengan pemain yang dia bawa, bukan pemain yang sudah ada. Ia selalu berpikir pemain lama sulit diubah, dan cenderung membangkang.
Mourinho tidak mengembangkan pemain muda. Saat di Chelsea, manajemen membeli Romelu Lukaku tapi Mourinho malah menjualnya ke Everton. Manajemen membeli Thibaut Courtois, tapi Mourinho meminjamkannya ke Atletico Madrid.
Jika pada musim beriktu Levy memberi dana belanja, pemain muda Tottenham mungkin hanya bisa bermimpi main di tim utama. Atau, Tottenham menjualnya ke klub lain dengan harga murah.
Satu hal yang juga harus diingat adalah: Mourinho punya tradisi berkelahi dengan pemilik klub. Levy mungkin akan menjadi bos berikut yang akan bersitegang dengannya.
Levy pasti tahu semua itu. Keputusannya menunjuk Mourinho mungkin hanya didasarkan satu hal; trofi. Lainnya, Spurs kembali ke Liga Champions musim depan agar klub bisa menghitung proyeksi penghasilan dari hak siar televisi.
Segalanya akan dimulai malam ini, ketika Spurs bertandinga ke kandang West Ham.