Mirip Film Armageddon, NASA Siapkan Roket Tabrak Asteroid
Jakarta – Mirip film Armageddon, Badan Penerbangan dan Antariksa (NASA) AS akan mengirim roket ke luar angkasa dan membenturkan diri ke asteroid yang akan menghantam bumi. Misi ini sebagai bagian dari penyelamatan terhadap bumi.
NASA memberi nama misi ini sebagai Dart Nasa itu akan dijalankan pada 2022 mendatang. Misi Double Asteroid Redirection Test (DART) telah diuji coba pada Selasa (23/6) waktu setempat. Mereka sengaja menabrakkan pesawat ke dua asteroid yang berukuran besar dan kecil.
Dua asteroid ini disebut ‘Didymos’. Setelah ditabrak, keduanya berubah menjadi batuan bulan yang lebih kecil dan diberi nama Dimorpohos. Misi DART bentukan NASA juga berkolaborasi dengan badan antariksa dari negara lain.
Didymos sendiri masih berada sekitar 11 juta kilometer dari Bumi namun para mitra NASA telah mempersiapkan teleskop mereka untuk menentukan efek dari misi DART ini.
“Uji DART adalah misi pertama yang dikembangkan untuk Kantor Koordinasi Pertahanan Planet, yang didirikan pada tahun 2016, dan satu bagian dari perencanaan pertahanan planet NASA yang lebih luas,” tulis badan antariksa itu dalam pernyataan terpisah. Rencananya, DART meluncurkan roket SpaceX di pertengahan 2021, yang akhirnya menabrak Dimorphos menjelang akhir 2022.
DART dikembangkan dan dipimpin oleh NASA’s Planetary Defense Coordination (Kantor Koordinasi Pertahanan Planetis NASA) bersama Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory (Laboratorium Fisika Terapan Universitas Johns Hopkins).
Badan Antariksa Eropa (ESA), yang membantu NASA dalam rencana defleksi asteroidnya, membandingkan ukuran Dimorphos dengan Piramida Besar Mesir, dengan catatan diameternya sekitar 160 meter (525 kaki). Sebaliknya, Didymos yang lebih besar memiliki lebar sekitar 2.560 kaki – keduanya dianggap “berpotensi berbahaya” di dekat objek Bumi.
ESA kini sedang membangun pesawat ruang angkasa Hera, yang akan mengunjungi sistem asteroid Didymos, dengan asumsi DART berhasil menabrak Dimorphos. Jika berhasil, Hera akan diluncurkan pada 2024 dan tiba pada 2026 untuk memeriksa temuan.
Pada April 2019, Administrator NASA Jim Bridenstine mengatakan bahwa serangan asteroid bukanlah sesuatu yang bisa dianggap enteng dan mungkin ancaman terbesar Bumi. [*]