Crispy

TVRI Jatim Tutup 15 Hari, Dua Karyawannya Meninggal karena Covid

Keluarga karyawan TVRI Jatim yang meninggal karena positif Covid-19 tidak pernah melaporkan ke perusahaan bahwa para karyawan itu sakit dan meninggal karena  positif Covid.

SURABAYA-Kantor Televisi Republik Indonesia (TVRI) Jatim di jalan Mayjend Sungkono, Surabaya menutup kantor dan menghentikan operasionalnya, setelah dua karyawannya meninggal akibat Covid-19.

Penutupan sementara kantor TVRI Jatim di Surabaya, mulai Senin (13/7/2020) hingga  15 hari ke depan. Selama penghentian kegiatan operasional, TVRI Jatim hanya me-relay tayangan TVRI Pusat.

Pihak manajemen TVRI menyayangkan sikap karyawan yang sakit tersebut karena keduanya tidak pernah melapor secara terbuka. Salah satu karyawan yang diketahui demam berdarah ternyata juga sesak napas.

“Yang karyawan perempuan itu katanya demam berdarah, trombositnya turun. Tapi, kok, ada sesak napasnya. Tanggal  9 Juli dia masuk RSAL, dites ternyata positif Covid-19. Lalu dialihkan ke RSI Wonokromo,” kata Kepala TVRI Jatim, Akbar Sahidi. Ketika dilakukan pemindahan pasien dari RSAL ke RSI Wonokromo itulah, Almarhumah karyawan TVRI Jatim itu meninggal.

Dua karyawan yang meninggal tersebut bertugas di dalam kantor, dimana karyawan perempuan bekerja di bidang administrasi, sedangkan karyawan laki-laki bertugas di bidang editing. Beberapa karyawan lain juga mengeluh sakit.

Belakangan baru diketahui, karyawan laki-laki yang meninggal lebih dulu pada Sabtu (11/7/2020) sebetulnya sudah dinyatakan positif Covid-19  sejak Senin (6/7/2020) lalu. Namun informasi tersebut tidak disampaikan kepada manajemen TVRI Jatim.

“Ketika kami selidiki, ternyata sebelum meninggal itu Almarhum sudah dinyatakan positif Covid-19. Hasil tesnya bahkan sudah keluar 6 Juli kemarin,”.

Pihak TVRI Jatim telah menggelar rapid test untuk sekitar 180 orang karyawan untuk mendata dan mengantisipasi penyebaran Covid-19 diantara karyatan TVRI.

Dari hasil rapit test, adapun enam karyawan yang reaktif. Mereka sudah melakukan isolasi mandiri sambil menunggu hasil tes PCR dari laboratorium.

“Saya sudah lapor ke kantor pusat, kami minta lockdown selama 15 hari ke depan mulai besok. Tadi di kantor juga dilakukan penyemprotan. Mulai besok kami hanya me-relay tayangan dari pusat,” kata Akbar.

(tvl)

Back to top button