5 Tanda Keuangan Keluarga Aman
WWW.JERNIH.CO – Hari-hari ini entah sampai kapan banyak keluarga terdampak pandemi Covid-19 di sektor keuangan. Keuangan keluarga menjadi urusan penting agar tak lebih besar pasak daripada tiang. Ungkapan ini amat cocok untuk menerangkan besarnya pengeluaran keluarga dibandingkan dengan pendapatan yang diterima.
Tak sedikit kepala keluarga atau ibu pekerja suka tidak suka, mau tak mau merelakan pendapatannya dipotong akibat kondisi perusahaan yang labil.
Berbagai jurus memang harus dilakukan untuk menyelamatkan keuangan keluarga. Seperti mengurangi belanja, mengatur ulang rencana dan banyak lagi.
Masalahnya apa tanda yang bisa menyebutkan bahwa keuangan keluarga bisa dianggap aman atau normal?
Dalam situasi seperti ini aman saja tidak cukup, tetapi juga harus normal. Maka prinsip dasar mengatur keuangan adalah aman bin normal.
Untuk memenuhi “standar” tersebut maka keuangan keluarga Anda setidaknya memiliki tanda-tanda sebagai berikut;
TANDA 1: PENGELUARAN SEHAT
Pengeluaran sehat adalah terpenuhinya standar layak untuk melakukan hidup sehari-hari tanpa berlebihan dan bersisa. Selain itu pengeluaran sehat harus di bawah pendapatan yang diterima.
Jika pendapatan berkurang maka secara otomatis Anda harus melakukan perombakan pada pos-pos pengeluaran. Jurusnya satu saja, ketika pengeluaran setara dengan pendapatan maka Anda gagal mengelola.
TANDA 2: BEBAS DARI PINJAMAN
Pinjaman atau hutang apalagi berbunga sangat merusak pos pengeluaran. Terlebih jika ada satu tempo di mana Anda lupa atau tak sempat membayar pinjaman. Oleh sebab itu jika Anda sering membayar kebutuhan pengeluaran rutin seperti membeli kebutuhan bulanan (beras, sabun, pasta gigi, bubuk pencuci, dll) sebaiknya gunakan debit atau cash.
Membayar menggunakan kartu kredit kesannya lebih simple dan cepat. Namun di sisi lain berpotensi risiko atas bunga. Bila Anda pelupa, maka simpan saja kartu kredit di rumah hanya jika sangat terpaksa digunakan.
Dalam situasi seperti sekarang, sebaiknya tak menambah pinjaman. Terutama jika dipakai untuk membeli produk atau jasa yang konsumtif.
TANDA 3: PUNYA TEMPAT TINGGAL TETAP
Jika Anda sudah berkeluarga dan usia Anda sudah di angka 30 tahun, maka prioritas Anda adalah tempat tinggal. Rumah dengan status milik sendiri. Memang akan menimbulkan pengeluaran baru yang bisa berupa pinjaman berbunga. Namun karena sangat prioritas maka Anda memang harus memasukkan pos pembayaran cicilan sebagai pengaluaran utama.
Kalau Anda masih kontrak atau tidak tinggal tetap, selain merepotkan juga tidak memiliki aset sendiri. PAdahal boleh jadi uang yang Anda bayarkan untuk kontrak hampir setara dengan membayar pinjaman.
TANDA 4: PUNYA TABUNGAN
Dari mana datangnya tabungan? Dari margin atau sisa pendapatan setelah dikurangi berbagai pengeluaran. Pendapatan boleh datang dari berbagai sumber, namun boleh saja Anda memisahkan sehingga secara matematis Anda bisa lebih berhitung.
Tabungan seharusnya meningkat atau bertambah seiring dengan suksesnya Anda menekan pengeluaran. Lantas apa guna tabungan di saat seperti sekarang?
Tentu prioritasnya bukan untuk membayar sesuatu yang sedang Anda impikan. Dalam situasi ekonomi sulit tabungan sangat berguna sebagai dana cadangan.
Berapa besarnya dana cadangan? Berbagai literature menyebutkan sebaiknya minimal tiga kali pengeluaran. Gampangnya, kalau pengeluaran Anda sebulan empat juta rupah maka tabungan Anda setidaknya sebanyak Rp 12 jutaan.
TANDA 5: PERSIAPAN INVESTASI
Uang bisa bekerja. Anda tak percaya? Coba tanyakan kepada para pialang. Anda akan ditunjukkan bagaimana uang bisa menghasilkan uang. Ini namanya investasi. Investasi bisa berupa sekadar tabungan atau asuransi, mungkin deposito.
Atau menjadi modal berbagai bisnis, baik yang dikelola sendiri atau orang lain. Investasi penting untuk “mengembangkan” uang menjadi tabungan jangka panjang. Misalnya untuk keperluan pendidikan anak, pensiun, dan sebagainya.
So, jika keuangan keluarga Anda masih amburadul, mulailah untuk berbenah.(*)