Mubes Ikatan Alumni UNPAD: Keluarga Alumni Ilmu Pemerintahan Apresiasi Integritas dan Konsistensi Ferry Kurnia
“Ferry merasa tidak nyaman dengan mekanisme pemilihan sistem perwakilan. Namun sebagai pejuang demokrasi, Ferry Kurnia tetap menghormati keputusan yang telah diambil melalui voting peserta Mubes, yakni memilih ketua Ika Unpad dengan sistem perwakilan,” kata Ervik.
JERNIH– Ketua Umum Keluarga Alumni Ilmu Pemerintahan Universitas Padjadjaran (KA IP-UNPAD), Ervik Ari Susanto, memberi apresiasi kepada Ferry Kurnia Rizkyansyah atas integritas serta konsistensi Ferry Kurnia sebagai tokoh demokrasi yang ditunjukannya selama proses pemilihan Ketua IKA UNPAD sejak awal pendaftaran sampai di akhir pemilihan Ketua Umum IKA UNPAD.
Ervik juga mengimbau agar Alumni UNPAD bersikap tenang dan menyikapi dengan kepala dingin terkait telah terpilihnya Ira Hermawan sebagai ketua umum IKA UNPAD dalam Musyawarah Besar Ika Unpad yang berlangsung 11-13 September, di Hotel Banan Inn, Setiabudi, Bandung.
Menurut Ervik melalui saluran telepon, kecintaan para alumni Unpad terhadap Ika Unpad terlihat besar dengan begitu beragamnya pendapat alumni, terkait hasil akhir mubes ini. “Pro dan Kontra adalah wajar dalam merespons sebuah keputusan politik. Kedewasaan kita sebagai alumni sangat dibutuhkan dalam menyikapi ini semua,” kata Ervik. Apalagi, menurut dia, semua alumnus UNPAD mempunyai keinginan yang sama, yakni “ngapungkeun” alias menerbangkan UNPAD.
“Sebaliknya, kami juga mengimbau Panitia Mubes untuk memberikan penjelasan detail dan runut atas apa yang sebetulnya terjadi di dalam arena Mubes tersebut. Hal ini untuk meminimalkan kontroversi yang tidak produktif dalam penyikapan terhadap hasil mubes tersebut,”kata Ervik memberi advis.
Musyawarah Besar IKA UNPAD, melalui keputusan nomor 10 Tahun 2020 telah menetapkan Irawati Hermawan, SH, MH, sebagai ketua umum IKA UNPAD terpilih periode 2020-2024. Mekanisme pemilihan kali ini berbeda dengan pemilihan sebelumnya, yakni melalui sistem perwakilan. Dengan system tersebut, 36 peserta yang memiliki “Hak Suara”,–mewakili diri untuk ratusan ribu alumnus, yang terdiri dari 16 Komisariat Fakultas (Komfak) dan 20 Komisariat Daerah (Komda), memilih satu dari empat kandidat yang bertarung.
Mekanisme pemilihan dengan sistem perwakilan itu diputuskan setelah sebelumnya diadakan pemungutan suara lebih dahulu. Alhasil, 25 suara menghendaki “ketua dipilih dengan system perwakilan” dan “11 suara menghendaki pemilihan raya alias e-voting yang dianggap lebih mewakili aspirasi ratusan ribu alumnus.
Dari enam kandidat, pendukung empat kandidat menghendaki pemilihan sistem perwakilan. Hanya dua kandidat yang menginginkan pemilihan ketua Ika Unpad melalui sistem pemilihan langsung/e-voting, yakni Ferry Kurnia Rizkyansyah dan Ary Zulfikar alias Azoo.
Namun karena Azoo mendaftar sebagai ketua Ika Unpad dari Jalur Independent, maka otomatis Azoo tidak memiliki suara atau perwakilan, baik di Komfak maupun Komda. Artinya pendukung 11 suara yang menghendaki Pemilihan langsung/e-voting sebagian terbesar berasal dari pendukung kandidat Ferry Kurnia.
Setelah ditetapkannya keputusan bahwa mekanisme pemilihan dilakukan melalui sistem perwakilan, Ferry Kurnia Rizkyansyah, mengundurkan diri dari calon ketua Ika Unpad. “Hal ini karena Ferry merasa tidak nyaman dengan mekanisme pemilihan system perwakilan. Namun sebagai pejuang demokrasi, Ferry Kurnia tetap menghormati keputusan yang telah diambil melalui voting peserta Mubes, yakni memilih ketua Ika Unpad dengan sistem perwakilan,” kata Ervik.
Ferry Kurnia sendiri kemudian mempersilakan Tim Pendukungnya, baik yang berada di Komfak maupun yang di Komda, untuk memutuskan pilihan mereka kepada siapa yang dianggap pantas menjadi ketua Ika Unpad.
Selain Ferry Kurnia, kandidat lain yang mengundurkan diri adalah kandidat dari Jalur Independent yakni Ary Zulfikar alias Azoo. Dalam meme yang tersebar siang ini, calon ketua IKA UNPAD Dr Ary Zulfikar, SH, MH, menyatakan dirinya mundur dari kontestasi karena,” Panitia Mubes X IKA UNPAD inkonstitusional, melikuidasi suara alumni dan tidak demokratis. Saya menyatakan mundur.”
Tim pemenangan Ary juga melansir pernyataan pers yang cukup panjang, berisikan kekecewaan mereka atas penyelenggaraan Mubes IKA UNPAD kali ini. Mereka menganggap Panitia Mubes IKA UNPAD 2020 memberi contoh yang tidak baik di alam demokrasi. “Penyelenggaraan Pemilu Raya untuk pemilihan IKA Unpad yang sebelumnya dilakukan secara demokratis dengan memberikan hak kepada seluruh alumni untuk memilih, justru dalam Mubes X panitia mencabut hak suara seluruh alumni untuk memilih,” bunyi pernyataan itu. Padahal, menurut pernyataan, “segelintir orang yang berlabel komfak dan komda yang kita tahu selama 4 (empat) tahun ke belakang tidak pernah dapat dijadikan representasi alumni.”
Panitia Mubes, kata pernyataan tersebut, telah memainkan bandul yang selalu berayun antara konservatisme dan anti-demokrasi. “Kami sudah sejak lama memahami bahwa instrumen demokrasi adalah partisipasi langsung dan mengakomodir (mengakomodasi-redaksi Jernih.co) suara tiap individu. Sejarah telah mencatat bahwa pembajakan demokrasi adalah sebuah pelanggaran serius terhadap humaniora. Bahkan karena tatanan demokrasi pula, ilmu pengetahuan berkembang begitu pesatnya,” kata pernyataan tersebut.
Pada kesimpulan mereka, Tim Pemenangan Ary menyatakan,”Panitia Mubes IKA Unpad bagi kami telah men-setting sebuah simulakra atau hiper-realitas; menciptakan satu kondisi yang di dalamnya kepalsuan berbaur dengan keaslian; fakta bersimpang siur dengan rekayasa; dusta bersenyawa dengan kepalsuan sehingga menenggelamkan kebenaran demokrasi dalam liang terdalam.”
Dalam pemilihan yang berlangsung cukup tegang, di kawasan Jalan Setiabudi, Bandung, itu Ira Hermawan terpilih dengan mengantongi 21 suara, disusul Hadiyanto 11 suara, Tatan 2 suara dan Tasdiyanto 1 suara. [ ]