Survei SMRC: Banyak Masyarakat Percaya Isu Kebangkitan Komunis
Hasil survey juga menyebut sebanyak 36 persen pernah mendengar isu kebangkitan komunis.
JERNIH-Ternyata masih cukup banyak warga masyarakat di Indonesia yang percaya isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Hal tersebut terungkap dari hasil survei yang dibuat Lembaga survei SMRC dimana terdapat 14 persen masyarakat Indonesia yang percaya tentang isu kebangkitan komunis. Koordinator Jaringan Gusdurian, Alissa Wahid, menegaskan bahwa isu PKI adalah propaganda yang tak laku.
Survei tersebut dilakukan oleh SMRC pada 23-26 September 2020. Dalam laporannya SMRC menyebut angka 14 persen ini stabil. Pernyataan stabil tersebut karena sejak 2016, dilakukan survei dengan tema yang sama dan selalu menghasilkan angka kisaran 10-16 persen masyarakat yang percaya pada isu tersebut.
“Stabil artinya bisa kita bunyikan datanya bahwa ini propaganda yang tidak laku. Nyatanya begitu-begitu aja,” kata Alissa dalam diskusi Survei Opini Publik Nasional SMRC ‘Penilaian Publik terhadap Isu Kebangkitan PKI’, Rabu (30/9/2020).
Alissa juga menengarai bahwa isu PKI selalu muncul secara musiman, yakni saat akan digelar pemilu atau konflik tertentu, misalnya yang melibatkan aparat keamanan atau konflik lainnya.
“Munculnya sekitar Agustus-September atau menjelang pilkada atau stigma ke kelompok masyarakat terutama yang melawan apalagi terkait konflik agraria, konflik yang berkaitan dengan sengketa industri atau bisnis, lebih menukik lagi kalau keterkaitan dengan aparat keamanan, baik kepolisian atau TNI,” kata Alissa
Bagi Alissa, angka stabil terkait kepercayaan masyarakat terhadap isu PKI justru menimbulkan kegelisahan. Terlebih angka tersebut tidak ada perubahan selama Lima tahun terakhir. Untuk itu Alissa meminta pemerintah agar hasil survey tersebut dijadikan catatan untuk memperbaiki sejarah di masyarakat.
“Angka stabil itu menyedihkan. Berarti tidak berkurang. Artinya, ada proses kontestasi ide yang mungkin kita berharap restorative justice yang lebih menguat, kita belum cukup kuat mengimbangi gerakan mereka. Kemudian pendidikan atau agama, dan sosial masyarakat juga terlihat pengaruhnya. Saya lega dan sedih dengan hasil survei ini,”.
Sebelumnya, SMRC merilis hasil survei tentang sejauh mana masyarakat percaya terhadap kebangkitan isu PKI. Dalam survei tersebut diawali dengan pertanyaan apakah masyarakat pernah mendengar isu kebangkitan PKI. Hasil dari pertanyaan tersebut sebanyak 36 persen pernah mendengarnya. Sedangkan sisanya tidak mengetahui.
“Kita mulai dengan pertanyaan tentang awareness dan persetujuan masyarakat tentang isu kebangkitan PKI, dari sisi awareness kita menemukan bahwa 36 persen warga Indonesia saat ini tahu atau pernah mendengar pendapat bahwa sekarang sedang terjadi pembangkitan PKI. 64 persen mengaku tidak tahu atau tidak pernah,” kata Direktur SMRC, Sirojudin Abbas.
Selanjutnya responden ditanya lagi terkait kepercayaan masyarakat terhadap isu tersebut. Hasilnya, 38,7 persen percaya, atau sebesar 14 persen dari total keseluruhan responden.
“Di antara yang tahu 36 persen ini, kita juga tanya apakah setuju atau tidak setuju pendapat tersebut, dan kita menemukan yang setuju itu ada 38,7 persen dari 36 persen tadi atau jumlahnya 14 persen dari populasi, jadi artinya total populasi Indonesia yang tahu atau mengatakan setuju bahwa saat ini sedang ada kebangkitan PKI di Indonesia itu ada 14 persen,”. (tvl)