“Percikan Agama Cinta”: Juru Dakwah yang Ramah, Bukan yang Marah-marah
Di Surah Thâhâ ayat 44, misalnya, digambarkan, bahkan kepada seburuk-buruk manusia semacam Fir’aun, Nabi Musa diperintahkan oleh Allah untuk berkata lemah lembut.
JERNIH– Saudaraku,
Pada dasarnya, kehidupan seorang Muslim adalah dakwah. “Sampaikan walaupun hanya satu ayat”, demikian baginda Rasulullah bersabda. Di dalam dirinya, melekat tanggung jawab untuk menyeru kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran. Demi mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia-akhirat.
Dalam Al-Quran, Allah Swt memberikan tuntunan: bagaimana seorang Muslim berperilaku dalam menjalankan dakwahnya. Di Surah Thâhâ ayat 44, misalnya, digambarkan, bahkan kepada seburuk-buruk manusia semacam Fir’aun, Nabi Musa diperintahkan oleh Allah untuk berkata lemah lembut. “Maka bicaralah kamu berdua kepada (Fir’aun) dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut.”
Renungkanlah. Sekaliber Fir’aun yang sudah terang-berderang sebagai penguasa dzalim dan bahkan mengaku Tuhan, Allah tetap memberikan arahan kepada Nabi Musa agar tidak menggunakan kekerasan sebagai jalan dakwahnya. Justru cara lemah lembut yang harus ditempuh, dengan harapan Fir’aun terenyuh, tertarik hatinya. Sehingga ia dapat menerima dakwah Nabi Musa dengan baik dan ikhlas.
Maka itu, berkaca dari kisah Al-Quran tersebut, dalam berdakwah, seorang Muslim harus melakukannya dengan cara santun, tidak menjelekkan agama orang lain, atau bahkan mengafirkan saudara sesama Muslim hanya karena perbedaan pandangan dalam memahami ajaran Islam. Tidak mengajak mencegah kemungkaran dengan cara mungkar. Pun tidak menjadi provokator atasnama dentuman takbir.
Ketahuilah. Sesungguhnya juru dakwah itu adalah agen penyejuk ummat. Keluasan ilmu dan keluhuran akhlak mesti jadi indikatornya. Menyajikan Islam ramah, bukan Islam marah. Dakwah merangkul, bukan memukul. Dengan begitu, umat tidak terpecah-belah. Mereka hidup dalam kedamaian dan perdamaian. Penuh hikmah. Misi keislaman pun tercapai. Itulah indahnya ajaran Islam. [Deden Ridwan]