Jaga Imunitas Tubuh, Coba Ikut Terapi Ozone
JERNIH – Memiliki imun yang kuat didukung dengan mematuhi protokol kesehatan, bisa meminimalisir risiko tertular virus covid-19. Ada banyak cara menjaga tingkat kekebalan tubuh salah satunya melalui terapi ozone.
“Sambil menunggu adanya vaksin, ada salah satu terapi yang sudah digunakan di dunia kedokteran yang dapat menjadi opsi pilihan, yakni ozone therapy,” kata dr. Gaby Syerly, M.Biomed (AAM), head doctor di klinik Youth & Beauty Clinic, di Jakarta, kemarin/
Ia menambahkan, saat pandemi memang membutuhkan makanan dengan kandungan gizi yang baik, ditambah dengan rutin minum vitamin setiap hari, salah satunya vitamin C dosis tinggi serta multivitamin A-Z melalui pembuluh darah juga sangat membantu. Ia mengingatkan, untuk tetap mengkonsumsi air mineral yang banyak setiap harinya.
Sambil menunggu adanya vaksin, ada salah satu terapi yang sudah digunakan di dunia kedokteran yang dapat menjadi opsi pilihan, yakni ozone therapy. “Ozone sudah diterapkan sebagai pengobatan dalam kedokteran gigi, dermatologi, penyakit menular akut dan kronis, dan pneumologi,” tambah Gaby.
Terapi ozone baru-baru ini marak dibicarakan sebagai salah satu alternatif untuk mengatasi SARS-CoV-2, karena memiliki efek imunomodulator (memperbaiki sistem imun), anti inflamasi, dapat membunuh organisme-organisme tertentu/kuman, menghasilkan nitric oxide dan anti pembekuan darah.
Intinya, ozone berpengaruh terhadap ACE receptor seseorang, sehingga tidak mudah terinfeksi COVID-19, membantu memberikan efek proteksi terhadap kerusakan jantung.
“Di klinik kami menyediakan terapi ozone sebagai salah satu alternatif pencegahan tertular virus corona sebelum vaksinnya ditemukan. Bisa dengan darah sendiri dicampur dengan ozone lalu dikembalikan lagi ke dalam tubuh atau dengan cairan Nacl dicampur dengan ozone saja lalu diinfuskan ke dalam tubuh,” jelas dr. Gaby.
Selain itu bisa dikombinasikan dengan LLLT (Low Level Laser Therapy) yakni sel terapi dengan energi rendah yang aman dalam mengobati berbagai penyembuhan penyakit. “Agar hasilnya maksimal bisa dilakukan dalam waktu seminggu sekali secara bergantian,” paparnya. [*]