Crispy

Konser 7 Ruang, dari Ciledug ke Seluruh Dunia

WWW.JERNIH.CO – Sejumlah promotor musik memutar otak untuk menggelar konser di kala pandemi, namun tampaknya mereka harus menyimpan mimpi. Konser Raisa yang seharusnya digelar beberapa bulan silam terpaksa mundur teratur. Situasi belum memungkinkan.

Ketika Kahitna “nekat” bikin konser drive in memakai teknologi streaming audio berbasis frekuensi radio, namun tak seperti harapan. Sang penyelenggara berpikir ulang dan tampaknya tak mau meneruskan konsep drive in concert.

Lalu, sejumlah pemilik dan pelaku industri digital online mencoba mengemas lewat konser online dengan menggunakan platform yang mereka sediakan. Tentu penonton yang ingin menyimak lewat gawainya harus membayar memakai payment pihak ketiga. Bisnis adalah bisnis dalam konteks ini, hanya ruangnya yang dipindahkan ke layar gadget.

Begitu ribet, demikian susahnya para pekerja musik hendak menunjukkan kreativitas dan kemampuan menghiburnya ke publik. Dan tidak mudah rupanya menyadarkan apalagi  membiasakan publik membayar konser digital dan silakan menonton di gawai.

Donny Hardono, arek Malang yang amat dikenal sebagai jagoan sound system punya gagasan yang jauh lebih simple dan masuk akal. Meski harus diakui bukan ide yang menerobos, tetapi hanya sekadar memanfaatkan platform video paling populer bernama YouTube.

YouTube adalah antariksa video yang berpenghuni miliaran pasang mata. Dari kreator konten sampai penonton biasa. Dalam ruang antariksa itu tidak ada sekat, sehingga sebuah konten bisa membahana ke mana-mana, menelusuri berbagai belahan dunia. Mungkin, ketika Cockpit (band imitator Genesis) tampil di YouTube, boleh jadi salah dua penontonnya adalah Tony Banks dan Phil Collins di rumah masing-masing.

Dari segi teknis, tentang format video dan audio, YouTube dikenal paling piawai. Ada high definition (HD) makanya banyak film yang hadir di sini. Salah satunya Cobra Kai, film eksklusif YouTube yang dibeli oleh Netflix. Format audionya jempolan. Ini yang tidak dimiliki oleh platform seperti IG TV bahkan Zoom sekalipun.

Mas Donny tahu persis keunggulan ini. Dan tampaknya keunggulan audio YouTube adalah pilihan tepat untuk menggelar konser musik live. Toh dalam hal pengaturan tata suara, ia adalah jagonya (sampai sekarang belum ada yang menggantikan). Ia kenyang pengalaman menjadi sosok suksesnya konser dalam dan luar ruang dari artis lokal hingga internasional.

Ia punya instrumen musik yang lengkap, memiliki hardware dan software sound system kelas dunia. Bila semua perangkat ini dapat dikolaborasikan dalam kontes tata suara yang sangat berkualitas, maka persoalan streaming audio bisa dijamin. Hasilnya, telinga Anda serasa mendengar sound system konser musisi dunia.

Inilah mengapa kemudian, TikTok belakangan mulai menyajikan live concert grup musik macam Blackpink. YouTube dan TikTok sama-sama memungkinkan men-streaming video dan audio secara live. Hanya YouTube sudah terbukti mampu men-delivery dengan apik.

Lalu, bagaimana dengan venue? Bukan kah perlu satu ruang, satu panggung? Tidak tuh. Buktinya justru markas DSS (Don Sistem Suara, perusahaan milik Donny) disulap jadi venue itu sendiri. Semangat dan disiplin mengikuti protokol kesehatan tetap terjaga. Maka, antarpemain band bisa berbeda-beda ruang, atau paling tidak berjauhan tidak dalam satu panggung.

Dira Sugandi saat andil dalam konser Lomba Sipta Lagu Remaja

Persoalan social distancing dalam visual dirupakan bentuk fame masing-masing personel. Permainan background pun dikemas dengan memakai green screen. Sedang tampilan di layar dikendalikan oleh tim pengambil gambar dan broadcasting. Sehingga sinergi dengan alunan tembang yang sedang dimainkan.

Kondisinya memang tak menyerupai live stage, di mana personel band bisa beraksi sesuka hati dalam ruang yang lebih bebas. Pada Konser 7 Ruang (begitulah brand yang diusung) gerakan diubah menjadi percakapan. Bisa lewat dialog, bisa melalui chatbot yang disediakan YouTube. Skema ini jadi terasa lebih egaliter, terbuka dan Anda bisa saling bersapa dengan sesama penonton, bahkan kepada band favorit. Sebuah ruang yang sulit Anda temukan di live show.

Lantas, apakah konser yang dimaksud untuk menggerakan ekonomi para pekerja musik ini hanya memberikan hiburan gratis?

Memang gratis. Bahkan Anda mau subscribe atau tidak, tetap bisa menonton. Juga bisa keluar masuk “venue” pertunjukkan. Sudah gratis, masih bisa pula request lagu. Nikmat konser mana lagi yang Anda dustakan?

Mas Donny cukup cerdas dalam hal ini. Semangatnya memang mengajak para musisi (beserta pekerja sound system, video broadcast, teknisi, dll) untuk tidak larut dalam duka seperti Raisa, atau lara lantaran konser digital maupun drive in-nya kurang sukses. Lagi pula hari-hari seperti ini yang dibutuhkan adalah mencari jalan keluar meskipun pada akhirnya  sebuah konser terkesan seperti mengamen.

Namun “mengamen” dengan kemasan audio mewah dan semua orang saling mengapresiasi melahirkan nilai baru. Apa itu? Konser 7 Ruang lebih dari sekadar sebuah venue digital. Konser 7 Ruang adalah semacam tempat sanggrah (singgah sebentar) seluruh stakeholder industri musik. Pemusiknya berkarya dan beraksi, penontonnya menikmati dan mengapresiasi, teknisinya bekerja sesuai bidangnya, perusahaan alat musik memamerkan kecanggihan produknya, perusahaan rekaman merilis lagu-lagu yang mereka produksi, begitu lah semua mendapat manfaat.

Apresiasi penonton itu diberikan kemudahan. Dalam bentuk dialog sudah. Lalu dalam bentuk materi dirupakan donasi dan disalurkan dengan berbagai moda transfer dana. Apresiasi adalah kunci agar industri ini tidak mati suri. Serunya, jumlah donasi itu kadang-kadang bisa melebihi ekspektasi.

Para donatur rela mengangsurkan hingga berjuta-juta rupiah. Yang bahkan nilainya bisa jauh melebihi bila mereka harus membayar tiket elektronik. Sampai sebuah bank daerah ambil bagian dengan menampilkan God Bless. Hasilnya ratusan juta masuk dan terhimpun dana yang didonasikan pula kepada para difabel.

Konser 7 Ruang mempelopori hal ini, tanpa ada dukungan dari stasiun broadcast visual bernama televisi. Hasilnya sama saja, mengajak orang berbagi. Bermarkas di Pesanggarahan Ciledug, Konser 7 Ruang mencoba menggugah dunia. Dunia seputar industri konser musik. (*)

Back to top button