Tampa Bay — Ilhan Omar, politisi Partai Demokrat yang akan bersaing merebut kursi Kongres di Florida, punya dua kesalahan, yaitu Muslim dan berkulit hitam. Dua politisi Partai Republik menyerukan penggantungan Ilham Omar.
George Buck, calon anggota Kongres AS dari Florida, mengatakan Ilham Omar — wanita asal Somalia yang akan berusaha merebut kursi Kongres — sebaiknya digantung sebab berkhianat.
Sebelumnya, Danielle Stella — yang akan bersaing dengan Ilham Omar — menyerang dengan cara kasar. Bahkan Omar sering menjadi sasaran serangan Presiden AS Donald Trump, dan kerap menerima ancaman pembunuhan.
Tidak semua membenci Omar. Nancy Pelosi, ketua parlemen AS, meminta Kepolisian Capitol meningkatkan keamanan di sekitar rumah Omar. Bahkan Omar harus selalu mendapat pengawalan ke mana pun sang politisi Muslim itu pergi.
“Kita harus menggantung pengkhianat itu jika mereka berani menantang kita,” tulis Buck dalam email-nya.
Tampa Bay Times, surat kabar lokal, melaporkan Buck semula membantah mengirim email itu. Ia mengatakan seorang staf-nya keliru mengirim email. Belakangan, Buck mengakui sengaja menulis email itu.
“Siapa pun yang mengkhianati AS harus diadili,” kata Buck.
Menanggapi komentar Buck, Komite Kongres Republik Nasional (NRCC), Rabu 4 Desember 2019, mengatakan telah menghapus nama Buck dari program politisi muda Partai Republik. NRCC berusaha membantu kandidat menjalankan kampanye agar bisa mengalahkan Partai Demokrat.
Oktober lalu, seorang senator Partai Republik memposting foto tahun 1978 yang memperlihatkan seorang wanita kecil memegang senjata. Hoax itu dibantah dengan mudah, karena Omar lahir tahun 1982.
Rashida Tlaib, perwakilan Partai Demokrat, meminta rekan-rekannya melawan serangan terhadap Omar. “Fakta memperlihatkan mereka yang membuat ancaman kekerasan,” kata Tlaib.
Serangan terhadap Omar seakan menegaskan kembali supremasi kulit putih di dalam NRCC. Mereka yang membenci kulit hitam dan Muslim kini sedang menggalang dana untuk menggantung calon anggota Kongres berkulit hitam dan beragama Islam.
