Menolak Lockdown, Taiwan Memasuki Hari ke-200 Tanpa Kasus Lokal Covid-19
- Pelacakan kontak yang ekstra hati-hati, dan karantina kontak dekat yang ketat adalah cara terbaik.
- Taiwan punya pengalaman dengan SARS, dan pengalaman itu membangun kapasitan negara melawan pandemi.
Taipei — Hampir semua negara melaporkan kasus baru Covid-19 dalam jumlah ratusan sampai ribuan. Taiwan memasuki hari ke-200 tanpa kasus baru infeksi virus korona.
Taiwan terakhir kali melaporkan kasus Covid-19 pada 12 April 2020. Jumlah kasus Covid-19 terkonfirmasi di Taiwan 553, dengan 55 diidentifikasi transmisi lokal. Dari jumlah kasus, tujuh menemui ajal.
Yang menarik dari Taiwan adalah negara berpenduduk 23 juta itu tidak pernah menggunakan lockdown, atau membatasi pergerakan penduduk, seperti di Cina dan negara lain.
Taiwan fokus pada kecepatan. Pemerintah Taiwan menyaring penumpang dalam penerbangan langsung dari Wuhan, tempat virus korona berasal, pada 31 Desember 2019.
Saat itu kemunculan virus relatif masih menjadi subyek rumor, dengan laporan terbatas.
Ketika Taiwan menerapkan pembatasan penerbangan dari daratan Cina, banyak negara mengecam. Pemerintah Taiwan tidak peduli, dan tetap menjalankan caranya menahan virus.
Taiwan kali pertama mengkonfirmasi kasus virus korona pada 21 Januari 2020. Pemerintah Taiwan segera mengeluarkan larangan bepergian ke Wuhan, dan semua penumpang pesawat dari Hong Kong, Cina daratan, dan Makau harus menjalani pemeriksaan.
Semua itu terjadi sebelum Wuhan diisolasi pada 23 Januari 2020. Maret 2020, Taiwan melarang semua warga negara asing, kecuali diplomat, memiliki visa khusus, dan penduduk yang pulang, memasuki negeri pulau itu.
Namun ada satu hal yang membuat Taiwan bisa melakukan itu. Taiwan adalah sebuah pulau, yang membuat pemerintahnya lebih muda mengontrol keluar-masuk penduduk.
Taiwan punya pengalaman dengan wabah SARS tahun 2003. “Pengalaman yang mengajarkan kami membangun kapasitas menangani pandemi,” kata Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu dalam wawancara dengan CNN bulan lalu.
Jadi, lanjut Wu, ketika mendengar ada beberapa kasus pneumonia di Cina — dan pasien dirawat terpisah — Taiwan tahu apa yang harus dilakukan.
Pemerintah mengaktifkan Pusat Komando Epidemi, yang didirikan saat SARS melanda negeri itu. Lembaga ini mengkoordinasikan beberapa kementerian berbeda.
Taiwan juga meningkatkan produksi masker dan alat pelindung tenaga medis, untuk memastikan masyarakat tidak kekurangan pasokan.
Pemerintah Taiwan berinvestasi dalam pengujian massal, pelacakan kontak yang cepat dan efektif. Saat itu, Chen Chien-jen — mantan wakil presiden Taiwan dan ahli epidemiologi — mengatakan lockdown tidak ideal.
Chen tidak ingin pergerakan masyarakat dibatasi. Ia juga tidak menginginkan jutaan orang diskrining ketika beberapa kasus muncul, karena itu tidak diperlukan.
“Pelacakan kontak yang sangat hati-hati dan karantina kontak dekat yang ketat adalah cara terbaik menahan Covid-19,” katanya.