Crispy

Polisi Rusia Grebek Gereja Orthodox, Tangkap Biarawan tak Percaya Pandemi Covid-19

  • Sebelum menjadi biarawan, Pastor Sergiy adalah polisi era Uni Soviet.
  • Usai jadi polisi, Nikolai Romanov — nama asli Partor Sergiy — merampok, membunuh, dan melakukan penyerangan.
  • Ia dihukum 13 tahun. Keluar dari penjara dia jadi biarawan.

JERNIH — Polisi anti-huru hara Rusia, Rabu 30 Desember 2020, menyerbu sebuah Gereja Orthodox di Pegunungan Ural dan menangkap biarawan yang menolak percaya pandemi Covid-19.

Pastor Sergiy, biarawan itu, diterbangkan ke Moskwa dan menghadapi sejumlah tuduhan serius. Salah satunya, menghasut anggota gereja bunuh diri, san mendesak orang-orang yang percaya kepadanya bersedia mati untuk Rusia.

Saat dibawa, pengawal Pastor Sergiy yang berbadan besar — sebagian adalah veteran konflik separatis di timur Ukraina — hanya bisa diam. Ratusan pengikut sang biarawan menangis.

Pastor Sergiy membantah semua tuduhan terhadap dirinya, tapi Komite Investigasi Rusia punya semua bukti.

Ketika virus korona tiba di Rusia dan menginfeksi banyak orang, pastur berusia 65 tahun itu menyangkal. Ia juga mengecam upaya pemerintah membentung pandemi sebagai kamp elektronik Iblis.

Sergiy menyebut vaksin yang dikembangkan Rusia sebagai bagian plot global, untuk mengendalikan massa melalui chip. Ia mendesak pengikutnya tidak mematuhi protokol kesehatan dan penguncian.

Juli lalu, Gereja Orthodox Rusia mencopot Sergiy dari posisi sebagai abbas di gereja, dengan alasan melanggar aturan monastik. Sergiy menolak keputusanitu dan mengabaikan penyelidikan polisi.

Pastor Sergiy bernama asli Nikolai Romanov. Di era Uni Soviet, ia bertugas sebagai polisi. Setelah meninggalkan tugasnya, Sergiy dihukum 13 tahun karena pembunuhan, perampokan, dan penyerangan.

Setelah dibebaskan dia bergabung dengan sekolah gereja, dan menjadi biarawan.

Ia cukup kharismatik. Punya kemampuan berdakwah. Dalam khotbahnya, Sergiy mengagungkan Tsar Nicholas, kaisar terakhir Rusia yang dibunuh kaum Bolshevik bersama keluarganya di Yekaterinburg tahun 1918.

Sergiy tidak hanya mengkritik Presiden Vladimir Putin, tapi juga otoritas Gereja Orthodox Rusia.

Back to top button