Crispy

Mogok Makan Massal di India Memprotes UU Kewarganegaraan

Guwahati — Pelajar, para manula, seniman, dan pengajar, terlibat di negara bagian Assam dalam aksi mogok makan massal memprotes RUU Kewarganegaraan yang mendiskriminasi Muslim India.

Aksi dimulai beberapa jam setelah Presiden India Ram Nath Kovind menyetujui RUU itu menjadi UU.

Situasi di Assam relatif kondusif, setelah pemerintah India mengerahkan tentara untuk mengakhiri aksi protes. Dua orang tewas dalah aksi protes yang direspon secara brutal oleh tentara.

Ribuan orang berkumpul di lapangan Chandmari menentang pemberlakuan jam malam di Guwahati. Mereka duduk dan memulai aksi mogok makan sejak pagi, mengikuti ajakan All Assam Studion Union (AASU).

Sebagian besar dari mereka bersumpah akan melanjutkan aksi protes, untuk menyuarakan penolakan UU Kewarganegaraan kontroversial.

“Kami tidak akan menerima dan membiarkan UU itu diimplementasikan di Assam,” ujar Samujjal Bhattacharya, penasehat AASU. “Kami punya opsi melawan UU itu di pengadilan, dan kami akan segera membawa masalah ini ke Pengadilan Tinggi.”

UU itu menjamin pemeluk Hindu, Sikh, Kristen, Buddha, Jain, dan Parsi yang datang dari Pakistan, Bangladesh, dan Afghanistan akibat mengalami penganiyaan relijius mendapat kewarganegaraan.

Assam dipastikan akan kebanjiran pendatang dari negara-negara lain yang mengaku mengalami penganiayaan relijius, dan mendapat kewarganegaraan.

Dua hari sebelumnya, aksi mogok makan juga digelar penduduk di Distrik Lakhimpur. Aksi ini digerakan Komite Kongres Assam Pradesh (APCC), dan berlangsung di depan kantor wakil komisaris Lamkhipur.

Back to top button