Crispy

Polisi Brasil Gerebek Gereja yang Pendetanya Berdoa Memohon Kembali Terjadi Holocaust

Tahun lalu, da Hora Lores difilmkan berkhotbah dan berdoa dengan jemaatnya, sembari mengatakan “Mohon ada pembantaian orang Yahudi, ya Tuhan. Pukul mereka dengan pedangmu, karena mereka telah meninggalkan Tuhan, mereka telah berpaling.”

JERNIH– Polisi federal Brasil menggerebek gereja yang pendetanya berdoa dengan para jemaatnya, meminta terjadimya kembali Holocaust, alias pemusnahan kaum Yahudi.

Penggerebekan yang dilakukan Jumat lalu di Rio de Janeiro itu adalah bagian dari operasi berjudul “Shalom” oleh polisi federal terhadap Tupirani da Hora Lores, yang mengepalai Gereja Yesus Kristus Generasi Pantekosta, sebagaimana dilaporkan media lokal, Globo. Polisi menyita lektur yang ada di sana.

Tahun lalu, da Hora Lores difilmkan berkhotbah dan berdoa dengan jemaatnya, sembari mengatakan “Mohon ada pembantaian orang Yahudi, ya Tuhan. Pukul mereka dengan pedangmu, karena mereka telah meninggalkan Tuhan, mereka telah berpaling.” Jemaatnya terdengar mengulangi kata-katanya dengan penuh semangat.

“Mereka membuat-buat, pergi dengan pelacur, dan ketika mereka diberitahu untuk bertobat, mereka mengatakan mereka akan melakukannya tetapi mereka berbohong,” kata pendeta, mungkin mengacu pada konversi paksa menjadi Kristen selama Inkuisisi.

“Tuhan, apa yang telah kamu lakukan dalam Perang Dunia II, lakukanlah lagi, inilah yang kami mohon dalam doa kami kepadamu: Keadilan, keadilan, keadilan!” da Hora Lores berteriak ke gerejanya, sebuah jemaat evangelis yang kecil dan radikal.

Raniery Cavalcanti, pengacara Sinagoga Sem Fronteiras, jaringan komunitas Yahudi di Brasil, mengajukan keluhan atas penghasutan terhadap da Hora Lores. Federasi Yahudi Rio de Janeiro dan payung Yahudi Nasional CONIB juga mengambil tindakan hukum terhadap da Hora Lores.

“Pendeta itu seharusnya ditahan,” kata Rabbi Gilberto Ventura, pendiri Sinagoga Sem Fronteiras yang berbasis di Sao Paulo, kepada Jewish Telegraphic Agency. “Tapi fakta bahwa polisi menggerebek gerejanya sudah merupakan perkembangan besar.”

[The Jerusalem Post]

Back to top button