Crispy

Akademisi Ukraina Usulkan Ganti Nama Kota Uman Menjadi Stepan Bandera, Kolaborator Nazi

Bilinsky mengatakan, setiap kota di Ukraina harus menamai stasiun, pelabuhan, dan pesawat dengan nama Stepan Bandera, seorang nasionalis Ukraina yang pernah berkolaborasi dengan Nazi Jerman melawan Uni Soviet

JERNIH– Seorang dosen senior di universitas negeri tertua dan paling bergengsi di Ukraina, meminta pemerintah untuk mengganti nama kota Uman menjadi Stepan Bandera. Bandera adalah pejuang Ukraina yang bekerja sama dengan Nazi Jerman melawan Uni Soviet, yang dikeluhkan Israel karena dihormati di Ukraina.

Bohdan Bilinsky, profesor untuk struktur bangunan dan jembatan di Lviv Polytechnic National University yang berusia 205 tahun, mengusulkan penghargaan untuk Stepan Bandera dalam sebuah posting Facebook Jumat lalu, sebagaimana ditulis situs berita Focus. Uman, situs utama bagi para peziarah Yahudi, menurut Bilinsky harus disebut sebagai “Bandera City”.

Bilinsky mengatakan, setiap kota di Ukraina harus “menamai stasiun, pelabuhan, dan pesawat dengan nama Stepan Bandera, seorang nasionalis yang pernah bekerja sama dengan Nazi Jerman melawan Uni Soviet. Pasukannya diyakini telah membunuh ribuan orang Yahudi selama Holocaust.

“Mungkin roh jahat ini akan berhenti mendatangi kita,” tulis Bilinsky tentang kritik atas penghargaan kepada Bandera dan mereka yang pernah bekerja sama dengan Nazi lainnya.

Usulannya itu mengiringi kontroversi lainnya bulan ini mengenai penamaan sebuah stadion di Ternopil dengan nama Roman Shukhevych, pemimpin milisi sekutu Nazi lainnya.

Duta Besar Israel untuk Ukraina, Joel Lion, memprotes penamaan stadion itu di Twitter. Namun juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina, di Twitter membela negara itu dengan alasan “melestarikan memori nasional”. Oleg Nikolenko menambahkan, hal itu akan tetap menjadi salah satu prioritas kebijakan negara Ukraina.

“Dapat dimengerti sepenuhnya bahwa Ternopil berusaha untuk menghormati mereka yang berperang melawan Komunisme Soviet,” tulis Efraim Zuroff, direktur Eropa Timur dari Simon Wiesenthal Center. Tetapi kata dia, bukan mereka yang berada di balik pembunuhan massal terhadap sesama warga negara yang tidak bersalah.

Hal-hal semacam itu sering terjadi karena perbedaan standard antara negara-negara tertentu dengan Israel. Di Israel, semua yang pernah bekerja sama dengan Nazi dianggap penjahat, sementara di beberapa negara, mereka adalah adalah para pejuang negara itu menghadapi musuh negara di abad 20 lalu. [The Jerusalem Post]

Back to top button