Junta Militer Myanmar Tetapkan Darurat Militer Pada Dua Kota
Kekerasan terjadi setiap hari yang dilakukan tentara dan polisi terhadap para demonstran yang memnginginkan kembali ke demokrasi. Pemberlakuan darurat militer terkait dengan tewasnya pengunjukrasa sebanyak 18 orang dalam satu hari.
JERNIH-Situasi Myanmar semakin mencekam setelah Pemerintah Junta militer Myanmar memberlakukan darurat militer di dua kota padat penduduk, pada Minggu (14/3/2021) malam. Adapun kota yang dalam aturan darurat militer adalah kota Yangon dan Shwepyitha.
Pengumuman penetapan darurat militer pada dua kota besar Hlaing Tharyar Yangon dan kota tetangga Shwepyitha diumumkan melalui media yang dikelola pemerintah. Kedua kota tersebut merupakan kota yang dikenal sebagai pusat pabrik dan rumah bagi pekerja pabrik garmen.
“Junta memberikan kekuasaan administratif dan peradilan darurat militer kepada komandan regional Yangon…untuk melakukan keamanan, menjaga aturan hukum dan ketenangan dengan lebih efektif,” kata seorang penyiar di TV yang dikelola pemerintah.
Pemberlakuan darurat militer terkait dengan tewasnya pengunjukrasa sebanyak 18 orang dalam satu hari.
Hingga kini lebih dari 80 orang tewas akibat protes massal sejak militer menggulingkan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi dari kekuasaan. Jumlah korban diperkirakan akan terus bertambah.
Kekerasan terjadi setiap hari yang dilakukan tentara dan polisi terhadap para demonstran yang memnginginkan kembali ke demokrasi. Para tentara dan polisi menggunakan gas air mata dan menembakkan peluru karet serta peluru tajam untuk memadamkan protes anti-kudeta.
Di kotapraja Hlaing Tharyar, polisi dan tentara bentrok dengan pengunjuk rasa yang memegang tongkat dan pisau yang bersembunyi di balik barikade darurat.
Dalam beberapa kesempatan Junta berulang kali membenarkan perebutan kekuasaan Suuyang mereka lakukan dengan menuduh terjadi kecurangan pemilu dalam pemilihan November. Saat itu, Pemilu dimenangkan secara telak oleh partai Liga Nasional untuk Demokrasi Suu Kyi.
Warga tak ada yang keluar rumah dan hanya bersembunyi dalam rumah sambil mendengar suara tembakan terus menerus sepanjang hari. (tvl)