Crispy

Militer Myanmar Sedih Melihat Banyak Korban Tewas, tapi Akan Terus Memberangus Unjuk Rasa

  • Junta militer tidak berencana memulihkan pengiriman data seluler lewat internet.
  • Menurut Junta Militer, korban tewas 164. Pers Myanmar menghitung 260.

JERNIH — Militer Myanmar, Selasa 23 Maret, mengatakan sedih dengan banyak pengunjuk rasa tewas akibat tindakan brutal tentara, tapi berjanji terus memberantas aksi penolakan terhadap kudeta.

“Saya sedih karena teroris pelaku kekerasan yang tewas adalah warga negara kita,” kata Brigjen Zaw Min Tun, juru bicara junta militer Myanmar.

Brigjen Zaw mengatakan jumlah korban tewas 164. Catatan pers Myanmar menyebutkan 260 orang pengunjuk rasa terbunuh sejak gerakan pembangkangan sipil (CDM) dimulai.

Militer mengambil alih kekuasaan dan menangkap semua pejabat pemerintahan sipil, serta Aung San Suu Kyi, 1 Februari lalu. Keesokan hari, unjuk rasa dan pembangkangan sipil dimulai.

Hampir semua kota di Myanmar, kecuali di negara bagian Rakhine, kacau balau. Tentara Myanmar tidak hanya menindak pengunjuk rasa di jalan-jalan kota, tapi menyerbu desa-desa di pinggiran kota.

Ribuan penduduk desa dikabarkan melarikan diri ke hutan, menghindari penangkapan dan pembunuhan oleh tentara. Di beberapa desa, penduduk mulai melakukan perlawanan.

Brigjen Zaw mengatakan aparat keamanan berurusan dengan pemberontak yang memegang senjata. Ia juga menyebut lima polisi dan empat perwira tewas.

“Kami memberantas anarki. Negara mana di dunia yang menerima anarki,” kata Brigjen Zaw.

Meski korban terus berjatuhan, penduduk Yangon tetap turun ke jalan berunjuk rasa sepanjang Selasa. Sekali lagi militer menindak mereka dengan keras.

Militer Myanmar juga berusaha membendung arus berita tindakan brutal tentara, dengan memberangus media lokal dan menangkap puluhan jurnalis.

Koneksi internet dibatasi, dan layanan data seluler ditangguhkan. Brigjen Zaw mengatakan tidak ada rencana memulihkan jaringan data seluler.

Back to top button