Crispy

Kebakaran Kamp Pengungsi Muslim Rohingya, 15 Tewas, 400 Orang Hilang

  • Kebakaran ini yang ketiga dalam empat hari, dan yang terbesar.
  • 45 ribu Muslim Rohingya mengungsi ke tempat aman.
  • Kebakaran berulang dan tidak ada penyelidikan.
  • Pagar kawat berduri menghambat pengungsi lari, dan korban tak terhindarkan.
  • Petugas masih mengais puing-puing untuk mencari korban hilang.

JERNIH — Sedikitnya 15 orang tewas, dan 400 lainnya hilang, dalam kebakaran di kamp pengungsi Muslim Rohingya di Cox’s Bazar, selatan Bangladesh.

Johannes van der Klaauw, petugas Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR), mengatakan kebakaran ini sangat besar dan menghancurkan.

“Kami masih harus mencari 400 orang yang hilang dalam kebakaran, mungkin tertimbun reruntuhan,” kata Van der Klaauw. “Kami juga mendapat kabar 500 orang terluka, dan 45 ribu orang kehilangan tempat berteduh.”

Van der Klaauw mengatakan masih menyelidiki penyebab kebakaran besar. Petugas masih mengais puing-puing untuk mencari korban hilang.

Api menghancurkan Kamp Balukhali dekat kota Cox’s Bazar, Senin malam, membakar ribuan gubuk. Orang-orang sibuk menyelamatkan harta yang sedikit, bukan memadamkan api.

Penghuni kamp adalah merekayang lari dari Myanmar tahun 2017, saat militer Myanmar dan milisi lokal melakukan genosida.

Inspektur polisi Gazi Salahuddin mengatakan api, yang terbesar sejak kebakaran tahun 2017, dengan mudah membakar tempat penampungan yang terbuat dari bambu dan terpal tipis.

Api membesar setelah tabung-tabung gas di rumah-rumah penduduk meledak. Ledakan membuat api menjangkau rumah-rumah sekitarnya dengan cepat.

Mohammad Yasin, tokoh Rohingya yang membantu memadamkan api, mengatakan api berkobar selama 10 jam dan terburuk dari yang pernah dilihat.

“Orang-orang berlarian menyelamatkan harta yang sedikit,” kata Amirul Haq, seorang pengungsi. “Saya melihat empat mayat, tapi tak bisa menjangkau mereka karena api makin besar.”

Tayeba Begum, relawan Save the Children, mengatakan; “Anak-anak menangis mencari keluarga dan orang tua.”

Zakir Hossain Khan, pejabat senior kepolisian Bangladesh, mengatakan penyebab kebakaran belum diketahui. Pihak berwenang, katanya, masih menyelidiki.

Sanjeev Kafley, delegasi Federasi Internasional Bulan Sabit Merah Bangladesh, mengatakan 17 ribu tempat penampungan hancur dalam kobaran api, puluhan ribu orang mengungsi.

Menurutnya, api menyebar ke empat bagian kamp yang menampung 124 ribu orang — sepersepuluh dari satu juta pengungsi Rohingya.

Pagar Kawat Berduri

Beberapa saksi mata mengatakan pagar kawat berduri di sekitar kamp menjebak banyak orang, melukai beberapa, dan membuat badan kemanusiaan internasional menyeru agar dicabut.

Organisasi kemanugsiaan Refugees International memperkirakan tingkat kerusakan mungkin tidak diketahui. “Banyak anak hilang. beberapa tidak dapat melarikan diri karena terjebak pagar kawat berduri di kamp,” demikian pernyataan Refugees International.

John Quinley dari Fortify Rights, organisasi hak asasi yang bekerja di kamp pengungsi, mendengar laporan serupa. Ia juga mengeluhkan pagar kawat berduri yang menghambat distribusi bantuan kemanusiaan dan layanan vital di kamp pengungsi.

“Pemerintah harus menghapus pagar itu untuk melindungi pengungsi,” kata Quinley.

Kebakaran di kamp pengungsi Muslim Rohingya ini bukan yang kali pertama, tapi ketiga dalam empat hari. Dua kebakaran sebelumnya, menurut pejabat pemadam kebakaran, menghancurkan ratusan tempat berteduh.

Januari lalu, kebakaran menyebabkan ribuan orang kehilangan tempat tinggal dan memusnahkan sekolah Unicef.

Juru kampanye Amnesty International Asia Selatan Saad hammadi di Twiiter-nya menulis frekuensi kebakaran di kamp pengungsi terlalu kebetulan, terutama ketika hasil penyelidikan sebelumnya tidak diketahui, dan berulang.

“Tidak jelas mengapa insiden kebakaran terjadi berulang kali di kamp. Perlu penyelidikan tepat dan lengkap,’ kata Sayed Ullah, pemimpin Muslim Rohingya.

Back to top button