Idul Fithri, Menuju Hati yang Cerdas, Hati yang Murni
Tubuh kasar manusia membutuhkan makanan dan minunan dari bumi. Lalu bagaimana dengan tubuh halusnya, ruhnya, jiwanya?
Oleh: Prof Dr KH Ahmad Imam Mawardi
SEBELUM oretan ini saya lanjutkan, perkenankan pertama kali saya sampaikan ungkapan tradisi mulia lebaran Indonesia kita: “Minal Aidin wal Faizin, Mohon Maaf Lahir dan Batin.” Saya dan keluarga berbahagia bersama dengan hadirnya Idul Fithri ini, semoga semua kita bahagia. Bahagia hakiki itu adalah ada dalam hati yang bersih nan tulus. Mari kita jaga kesucian kita setelah kita “cuci-cuci” sebulan penuh.
Ada sebuah buku kecil yang menarik untuk dibaca, judulnya “The Intelligent Heart, The Pure Heart” (Hati yang Cerdas, Hati yang Murni). Buku ini memaparkan tentang bukti saintifik betapa peran terbesar untuk bahagia itu ada pada hati, bukan akal. Kematian akal tidak mesti menjadi penyebab jematian hati, namun krmatian hati meniscayakan kematian akal. Hidupkan hati, sehatkan hati, itulah langkah awal menuju bahagia.
Manusia itu terdiri dari dua unsur, unsur bumi dan unsur langit. Tubuh kasar manusia membutuhkan makanan dan minunan dari bumi. Lalu bagaimana dengan tubuh halusnya, ruhnya, jiwanya? Harus dikasih, konsumsi apa? Lalu, pendidikan dan pelatihan seperti apa yang bisa menjadikan hati kita cerdas dan selalu bersih murni? Sungguh, ada banyak misteri yang perlu diungkap secara ilmiah dan berdasarkan dalil agar kita bisa mrmiliki kecerdasan dan kemurnian hati itu.
Hati yang cerdas dan murni merasa nyaman dengan kebenaran dan kebaikan, merasa enjoy bersahabat dengan orang-orang baik dan benar. Hati yang cerdas dan murni tahu betul mana yang benar dan mana yang salah, mana yang baik dan mana yang jelek. Sungguh hati yang cerdas dan bersih menjadi penuntun untuk selalu ada dalam bahagia. Kini adalah waktunya kita bermuhasabah dan bermujahadah. Semoga Allah memberikan petunjuk dan membimbing kita selalu.
Jika kita sudah bahagia, usaikan tugas kita? Selama hidup masih berjalan, perjuangan harus terus dilakukan. Jangan sampai ada para pencuri kebahagiaan hadir dalam hidup kita. Inilah tema khutbah Idul Fithri saya tadi pagi di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya. (Teks terlampir). Salam, Ahmad Imam Mawardi. [*]
* Founder and Director di Pondok Pesantren Kota Alif Laam Miim Surabaya