Protes anti-Cina, Walikota Budapest Ganti Nama Jalan, Ada Jl Dalai Lama, Jl Martir Uyghur, Jl Xie Shiquang
- Kelompok oposisi menilai pemerintahan PM Victor Orban dimanja utang Cina.
- Cina akan bangun Universitas Fudan di Budapest, kendati 66 persen penduduk Hongaria menolak.
JERNIH — Gergely Karacsony, walikota Budapest dan tokoh oposisi liberal Hongaria, Rabu 2 Juni mengumumkan akan mengganti nama-nama jalan di ibu kota sebagai protes terhadap Cina.
Salah jalan akan diberi nama Dalai Lama, tokoh spiritual Tibet di pengasingan yang dianggap berbahaya oleh Beijing. Ada Jl Martir Uyghur, minoritas Muslim di Cina yang menjadi korban genosida.
Lainnya adalah Jl Hong Kong Bebas, atau Free Hong Kong Road, serta jalan yang diberi nama Xie Shiguang Road, seorang uskup Katolik Cina yang dipenjara.
Jalan-jalan yang berganti nama bertemu di lokasi Universitas Fudan, yang rencananya dibangun Cina dengan 500 fakultas untuk 6.000 mahasiswa.
“Proyek Universitas Fudan ini akan meragukan banyak nilai dipegang Hongaria sejak 30 tahun lalu, atau setelah jatuhnya komunisme,” kata Gergely Karacsony, yang berencana menggulingkan PM Victor Orban lewat pemilihan umum.
Kelompok oposisi menuduh Orban nyaman dengan Cina, Rusia, dan negara-negara tidak liberal lainnya, yang membuat marah sekutu Eropa. Orban juga dituduh mengekang independensi peradilan dan media.
Central European University, perguruan tinggi swasta terkemuka di Hongaria, memindahkan operasinya ke Australia tahun 2019 setelah pemerintah Orban mengubah hukum yang membahayakan status perguruan tinggi dan melancarkan kampanye kebencian terhadap George Soros, pendirinya.
Karacsony mengatakan kampus Cina akan membebani pembayar pajak hampir 2 miliar dolar, dan bertentangan dengan kesepakatan untuk membangun asrama dan fasilitas bagi mahasiswa Hongaria di distrik itu.
Tamas Schanda, wakil menteri untuk inovasi dan teknologi, mengatakan kehadiran Universitas Fudan memungkinkan mahasiwa belajar dari yang terbaik di dunia.
Menurut jajak pendapat yang dilakukan lembaga pemikir liberal Republikon Institut, 66 persen orang Hongaria menentang pendirian Universtias Pudan, 27 persen mendukung.
“Fudan membawa topik hubungan Hongaria-Cina ke garis depan politik,” kata Tamas Matura, dosen Universitas Corvinus dan pakar Cina.
Orban juga menghadapi kritik setelah bersepakat merekonstruksi jalur kereta api Budapest-Belgrade dengan pinjaman 2,1 miliar dolar dari Cina, serta keputusannya membeli vaksin Cina yang belum disetujui Eropa.