Hamas Persona Non Grata-kan Ketua UNRWA, Mengusirnya Keluar Gaza
Sementara itu, TV Channel 12 Israel melaporkan bahwa Schmale dan de Bold terbungkuk-bungkuk meninggalkan Jalur Gaza, Rabu lalu.
JERNIH–Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, menyatakan direktur badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) di Jalur Gaza persona non grata dan mengusirnya dari daerah kantong yang terkepung. Pejabat UNWRA itu diketahui memberikan pujian kepada Israel atas serangan negara Zionis itu, baru-baru ini.
Hamas pada Rabu lalu mengatakan, direktur tersebut, Matthias Schmale, adalah “alasan utama penderitaan ribuan pengungsi Palestina dan karyawan UNRWA di Jalur Gaza.” Hamas menambahkan, Schmale tidak akan diizinkan kembali ke wilayah itu.
Faksi Palestina juga menyatakan wakil Schmale, David de Bold, persona non grata.
Direktur UNRWA, bersama dengan wakilnya, tidak akan lagi diizinkan untuk tinggal di Gaza “karena posisinya yang bermusuhan dan bias mendukung pendudukan,” kata mereka, mendesak badan PBB untuk menunjuk direktur baru untuk operasinya di Gaza, yang terus diblokade Israel itu.
Sementara itu, TV Channel 12 Israel melaporkan bahwa Schmale dan de Bold terbungkuk-bungkuk meninggalkan Jalur Gaza, Rabu lalu.
Seorang juru bicara UNRWA mengatakan Schmale telah dipanggil ke Yerusalem al-Quds untuk berkonsultasi dengan pejabat PBB dan telah memutuskan untuk mengambil cuti panjang.
Juru bicara itu lebih lanjut mencatat bahwa de Bold akan melanjutkan pekerjaannya dari jarak jauh dari al-Quds dan bahwa Wakil Komisaris Jenderal Leni Stenseth akan menjalankan kantor Gaza di tempat untuk sementara.
Dalam sebuah wawancara pada 23 Mei, Schmale mengatakan kepada Channel 12 bahwa serangan udara Israel di Gaza selama agresi 11 hari tampaknya dilakukan dengan “kecanggihan” dan “presisi.” Dia juga mengklaim bahwa saat ini tidak ada kekurangan makanan, obat-obatan atau air di Gaza karena adanya pembukaan perbatasan Israel.
Pernyataan itu memicu kemarahan warga Palestina, dengan gerakan perlawanan Hamas mengatakan, “Komentar Schmale adalah distorsi total yang mendukung Zionis, termasuk upaya untuk membebaskan pendudukan dari banyak kasus pembunuhan warga Palestina.”
Demikian pula, beberapa kelompok hak asasi Palestina mengatakan dalam sebuah pernyataan bersama bahwa pernyataan itu “benar-benar mengabaikan kejahatan yang dilakukan selama serangan Israel terbaru terhadap warga sipil Palestina di Jalur Gaza.”
Mereka menambahkan bahwa Schmale “secara tidak langsung memuji ketepatan dan kecanggihan tentara Israel, padahal Israel sebenarnya terus-menerus melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan terhadap rakyat Palestina.”
Direktur UNRWA di Gaza itu mengeluarkan permintaan maaf, menyatakan penyesalan bahwa komentarnya telah menyinggung keluarga korban. “Pernyataan baru-baru ini yang saya buat di TV Israel telah menyinggung dan melukai mereka yang memiliki anggota keluarga dan teman yang terbunuh dan terluka selama perang yang baru saja berakhir. Saya benar-benar menyesal telah menyebabkan mereka sakit, dan mengulangi poin-poin berikut yang telah saya buat melalui wawancara dan tweet yang tak terhitung jumlahnya,” tulisnya di Twitter.
Tel Aviv meluncurkan kampanye pengeboman terhadap Gaza pada 10 Mei, menyusul pembalasan Palestina terhadap serangan kekerasan terhadap jamaah di Masjid al-Aqsa dan rencana rezim Zionis itu untuk memaksa sejumlah keluarga Palestina keluar dari rumah mereka di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur al- Quds.
Jeri oleh rentetan roket yang belum pernah terjadi sebelumnya dari Gaza, Israel mengumumkan gencatan senjata sepihak pada 21 Mei, yang diterima oleh gerakan perlawanan Palestina dengan mediasi Mesir.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 253 warga Palestina tewas dalam serangan Israel, termasuk 66 anak-anak dan 39 wanita, dan 1948 lainnya terluka. [Al-Bawaba]