Enam Bulan Sejak Tiba di Planet Merah, Ingenuity Masih Bisa Terbang
- NASA merancang Ingenuity untuk terbang lima kali di Mars.
- Kini, Ingenuity telah 12 kali terbang dan mengirim data ke Bumi.
- Tantangan berikutnya adalah musim dingin Mars yang ekstrem.
JERNIH — Ingenuity, helikopter mungil yang dikirim ke Mars, seharusnya hanya terbang lima kali dan istirahat selamanya. Sampai saat ini, atau enam bulan setelah tiba di Planet Merah, Ingenuity masih terbang dan terbang, seolah belum siap pensiun.
Ingenuity telah menyelesaikan 12 penerbangan, yang membuat Badan Antariksa AS (NASA) memperpanjang masa tugas menjadi tanpa batas.
Heli mungil itu kini menjadi teman perjalanan reguler Perseverance, yang misi utamanya mencari tanda-tanda kehidupan purba di Mars.
“Semua bekerja dengan baik,” kata Josh Ravich, kepala tim teknik mesin Ingenuity. “Kami tampil lebih baik di permukaan daripada yang kami harapkan.”
Ratusan orang berkontribusi pada proyek ini, meski hanya selusin yang mempertahankan peran sehari.hari. Ravich, salah satunya, yang bergabung dengan tim lima tahun lalu.
Misi Tidak Mungkin
Semula, banyak orang ragu mengirim helikopter ke Mars. Kepadatan udara di Planet Merah yang hanya satu persen dibanding Bumi, membuat penerbangan pesawat kecil menjadi tidak mungkin.
Sebagai perbandingan, menerbangkan helikopter di Mars tidaki ubahnya menerbangkan pesawat di ketinggilan 30 kilometer di atas Bumi.
Mencapai Mars juga sangat tidak mudah. Ingenuity, yang diikat di perut Perverance, melewati perjalanan tujuh bulan untuk mencapai Mars.
Tiba di Mars, Ingenuity yang seberat 1,8 kilogram harus bertahan di udara malam Mars yang super dingin. Heli kecil itu mampu melewati saat kritis berkat panel surya yang mengisi baterei pada siang hari.
Penerbangan Ingenuity dipandu menggunakan sensor, karena jeda 15 menit kominikasi dengan Bumi membuat panduan real time menjadi tidak mungkin.
Tugas Pramuka
Pada 19 April, Ingenuity melakukan penerbangan perdana. Ia membuat sejarah sebagai pesasat bermesin pertama yang terbang di planet lain.
Yang terjadi berikutnya adalah melebihi semua harapan. Ingenuity terbang dan terbang lagi, sampai 12 kali.
“Kami sebenarnya mampu menangani angin yang lebih besar dari yang kami harapkan,” kata Ravich kepada AFP.
“Saya pikir pada penerbangan ketiga, kami benar-benar telah mencapai semua tujuan teknik kami,” lanjut Ravich, yang bekerja untuk Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA. “Kami mendapatkan semua informasi.”
D setiap penerbangan, Inigenuity mampu mengangkat tubuhnya lebih tinggi dari sebelumnya. Terakhir, heli mungil ini terbang setinggi 12 meter, dengan lama penerbangan 12 menit 49 detik.
Secara keseluruhan Ingenuity telah menempuh jarak 1,6 mil.
Mei lalu, Ingenuity menerbangkan misi satu arah pertamanya dan mendarat di luar ‘landas terbang’ yang relatif datar. Namun tidak semua penerbangan berjalan mulus.
Sempat terlembar ke luar keseimbangan berbahaya oleh malfungsi yang mempengaruhi foto yang diambil selama penerbangan, Ingenuity membawa kabar menggembirakan pada penerbangan keenam.
Ingenuity cepat pulih, mendarat dengan aman, dan menyelesaikan semua masalahnya.
Ken Farley, yang mengepalai tim sains Perseverance, mengatakan foto yang diambil Ingenuity pada penerbangan ke-12 menunjukan bahwa wilayah yang diberi nama South Seitha kurang menarik daripada yang diharapkan ilmuwan.
Akibatnya, Perseverance kemungkinan tidak dikirim ke tempat itu. Ilmuwan masih mencari tempat lain, tentu saja dengan bantuan Ingenuity, yang cocok untuk dieksplorasi.
Kini, Ingenuity menghadapi tantangan baru; musim dingin Mars yang berpotensi mematikan seluruh perangkatnya. Musim dingin itu kian mendekat.
Jika harus pensiun akibat cuaca, Ingenuity setidaknya telah menjalankan misi lebih dari yang diharapkan. Ia membuat insinyur NASA punya banyak data untuk membuat generasi berikut helikopter yang terbang di Mars.
Inigenuity adalah pelopor penerbangan di Planet Merah.