POTPOURRI

Bara Api Kepung Kutub Utara, Rusia Tak Mau Pusing

Di mata pemerintah Rusia, kebakaran ini tak membawa kerugian jiwa dan material sebab terjadi di wilayah tak berpenghuni

JERNIH-Kita mungkin bertanya-tanya, apa sebabnya kebakaran begitu besar bisa melanda kawasan yang masuk ke dalam lingkaran Kutub Utara, hingga menjadi penyebab terjadinya es meleleh dan hampir bisa dipastikan merubah iklim bumi secara signifikan.

Situs Alaska Center menyebutkan, kebakaran antara bulan Mei dan Oktober, memang biasa terjadi di Kutub Utara. Ini, merupakan peristiwa alamiah yang membawa keuntungan bagi ekosistem. Namun, suhu musim panas di atas rata-rata, malah melahirkan bencana ketika kilat menyambar.

Bara api menyebar dengan cepat di wilayah Siberia bagian utara, Skandinavia utara, Alaska juga Greenland, sehingga kepulan asapnya nampak seperti gumpalan awan jika dilihat dari angkasa.

Menurut Mark Parrington, ahli dari Copernicus Atmosphere Monitoring Service (Cams), hal ini tak pernah terjadi sebelumnya hingga mampu memicu kebakaran di 300 titik setiap hari di bagian utara Lingkaran Arktia. Angka itu, rupanya sudah berlipat hingga lima kali dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Meski kebakaran melanda sebagian besar wilayah tak berpenghuni, namun berakibat pada turunnya kualitas udara di kota-kota bagian timur Rusia. Sebab di bulan Juni saja, bencana ini sudah menghasilkan sekitar 50 megaton karbondioksida.

Dari pantauan satelit seperti diberitakan BBC, kebakaran telah memproduksi karbondioksida dan metana dalam jumlah sangat besar. Sementara menyikapi soal bencana ini, pemerintah Rusia, dianggap tak melakukan tindakan apapun sebab menurut mereka, biaya yang dikeluarkan pasti jauh lebih besar ketimbang kerusakan akibat kebakaran.

Apalagi, di mata pemerintah Rusia, kebakaran ini tak membawa kerugian jiwa dan material sebab terjadi di wilayah tak berpenghuni.[]

Back to top button