POTPOURRI

Perayaan Peringatan Rumi di Konya, Turki, Berakhir

Turki mengirim peralatan medis dan barang-barang terkait untuk membantu negara-negara yang membutuhkan segera setelah meletusnya wabah virus, yang ditandai kutipan Rumi yang berbunyi: “Ada harapan setelah keputusasaan; ada banyak matahari setelah kegelapan.”

JERNIH—Perayaan peringatan Maulana Jalaluddin Rumi ke-748 yang senantiasa digelar di Konya, Turki, ditutup Jumat (17/12) kemarin dengan prosesi tari yang dilakukan para darwis yang berafiliasi dengan Ordo Mevlevi, tarikat sufi yang dibangun para pengikut ulama dan sufi Islam besar Rumi. Mereka melakukan ritual berputar yang memesona hadirin.

Peringatan tersebut telah berlangsung sejak 7 Desember sebagai bagian dari Seb-i Arus, acara, atau Malam Pernikahan, mengacu pada kematian Rumi yang ia pandang sebagai hari ketika ia bertemu kembali dengan Tuhan yang dicintainya.

Makam Rumi di Museum Mevlana dikunjungi oleh puluhan ribu penduduk dan turis asing yang ingin belajar tentang pria yang pandangannya terus mempengaruhi orang-orang dari semua budaya dan agama di seluruh dunia itu.

Acara terakhir Jumat malam dihadiri banyak pejabat Turki, termasuk mantan Perdana Menteri Binali Yildirim dan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata yang sedang menjabat, Mehmet Nuri Ersoy,  serta sejumlah pecinta Rumi.

Ersoy mengatakan, dunia membutuhkan semangat solidaritas dan itikad baik yang cukup hidup dalam karya Rumi, terutama di saat dunia internasional sedang menghadapi pandemi virus corona.

Turki mengirim peralatan medis dan barang-barang terkait untuk membantu negara-negara yang membutuhkan segera setelah meletusnya wabah virus, yang ditandai kutipan Rumi yang berbunyi: “Ada harapan setelah keputusasaan; ada banyak matahari setelah kegelapan.”

Acara peringatan berakhir dengan penampilan penuh teka-teki dari para darwis berputar yang terkenal di dunia sebagai ‘tarian’ Sema.

Setelah kematian Rumi pada tahun 1273, para pengikutnya mendirikan Ordo Mevlevi, atau Ordo Darwis Berputar, yang dikenal secara global untuk ritual tari sufi.

Ritual Sema, yang dinyatakan sebagai salah satu Mahakarya Warisan Budaya Lisan dan Kemanusiaan oleh UNESCO, dimulai dengan lagu pujian kepada Nabi Muhammad SAW, diikuti dengan masuknya para darwis yang kemudian melakukan tarian berputar dengan tangan di depan dada, dengan terus diiringi alunan musik.

Hari ini, kata-kata bijak Rumi seputar rasa hormat, keakraban, toleransi dan cinta masih membimbing dan mempengaruhi orang-orang dari semua warna kulit, kebangsaan dan agama. Popularitas Rumi telah tumbuh di Barat dan Timur dengan jutaan mengutip dirinya pada berbagai isu.  [Anadolu Agency]

Back to top button