Ibu Pemberani: Sendirian Mencari Komplotan Pembunuh Putrinya dan Memenjarakannya
- Margarita Lopez tak mungkin meminta bantuan polisi, karena kartel Los Zetas menyuap semua polisi.
- Tentara menyarankannya melakukan penyelidikan mandiri.
- Setelah sebelas tahun, dia menemukan semua pembunuhnya dan menjebloskannya ke penjara.
- Ia juga menjebloskan komandan polisi negara bagian dan kementerian, dan pejabat federal yang terlibat dalam pembunuhan itu.
- Margarita Lopez diharapkan menginspirasi keberanian warga melawan gengster dan polisi korup.
JERNIH — Kisah seorang ibu yang sendirian mencari pembunuh dan membalas kematian anaknya tidak hanya ada di film Hollywood. Dalam kehidupan nyata, Meksiko memiliki seorang ibu bernama Margarita Lopez.
Setelah investigasi mandiri bertahun-tahun, Margarita menemukan para pembunuh anaknya. Salah satunya mantan pemimpin kartel Zetas di Oaxaca, yang pekan ini divonis 91 tahun penjara.
Pada 13 April 2011, Margarita Lopez kehilangan Yahaira Guadalupe Bahena Lopez, sang putri tercinta. Margarita meninggalkan bisnis di Michoacan dan mendedikasikan diri menemukan putrinya.
Ia memulainya dengan mendirikan Buscando Cuerpos, lembaga pencari mayat. Ia melepaskan semua ketakutan pada dirinya, termasuk kemungkinan menghadapi gembong narkoba yang tak segan membunuh.
“Apa lagi yang kita takutkan jika anak-anak kita diambil dari kita,” katanya dalam wawancara Maret 2021 dan dikutip situs mexiconewsdaily.com.
Tak Digubris Tentara
Bahena, demikian putri Margarita dipanggil, menikah dengan seorang tentara pasukan khusus Angkatan Darat Meksiko saat berusia 17 tahun. Bersama suaminya, Bahena pindah dari Michoacan ke Tlacolula.
Di tempat baru, seorang komandan polisi negara bagian menggoda Bahena. Suami Bahena naik pitam dan bertengkar dengan sang komandan polisi.
Sang komandan memberi tahu anggota kartel Los Zetas bahwa Bahena terhubung dengan kartel di Michoacan dan berencana membawa rekrutan ke Oaxaca.
Bahena diculik. Margarita meminta bantuan tentara, tapi komandan tentara menyarankan agar sang ibu menyelidiki kasus ini sendirian. Margarita tahu seluruh polisi telah disuap kartel Los Zetas dan tak mungkin meminta bantuan.
Sebagai penyelidik, Margarita membayar orang untuk mendapatkan informasi, menyamar sebagai pejabat, menggunakan kamera tersembunyi saat mengunjungi rumah pelacuran.
Ia juga menyuap petugas agar bisa masuk ke laboratorium forensik untuk mencari jenazah putrinya.
Setelah pencarian bertahun-tahun, Margarita sampai kesimpulan sebanyak 30 orang menculik Bahena. Salah satu dari 30 orang itu adalah pejabat Oaxaca, yang memberi perlindungan kepada kartes Los Zetas.
Margarita menemui Marco Carmona Hernandez, mantan pemimpin Los Zetas di Oaxaca, di penjara Perote di Veracruz. Kepada Margarita, Carmona mengaku mendapat perintah untuk membunuhnya meski tahu gadis itu tidak bersalah.
Bahena ditahan 10 hari tanpa makanan, dan diperkosa setiap ahri. Pada hari pembunuhan, Carmona mengatakan; “Gadis ini akan dibebaskan.” Tak lama kemudian dua anggota geng, satu bernama Encarnación MartÃnez Colorado, memenggal Bahena.
Carmona melanjutkan; “Orang-orang itu tidak puas sekedar membunuh. Mereka memberi ciuman di mulut, lalu melempar kepala Bahena dari satu ke lain tangan.”
“Saya nyaris menangis mendengar pengakuan itu. Ingin rasa mencongkel mata pria itu, tapi saya harus tetap tenang,” kenang Margarita.
Carmona dan Martinez akan menghabiskan puluhan tahun di penjara. Namun bagi Margarita, keadilan belum ditegakan.
Ada pejabat lokal negara bagian dan federal yang terlibat dengan kejahatan terorganisir dan penghilangan orang. “Dalam kasus putri saya, seorang komandan antipenculikan dan komandan polisi kemetnerian telah ditangkap,” katanya.
“Masih ada perintah penangkapan terhadap pejabat federal yang belum dilaksanakan,” lanjutnya.
Margarita menemukan jenazah putrinya setelah dua tahun, empat bulan dan 19 hari, sejak menghilang. Kini, Margarita membantu banyak orang mencari orang yang mereka cintai. Ia juga mencari kuburan rahasia, lokasi kartel narkoba mengubur korban-korbannya.
Kisah Margarita Lopez memburu para pembunuh putrinya diharapkan membetot perhatian Netflix.