Mengapa Ratusan Ribu Lebih Lowongan Guru Daerah Terpencil Sepi Peminat? Ini Jawabannya
Kemendikbud Ristek sedang mempertimbangkan skema pengiriman guru yang baru lulus pendidikan profesi guru (PPG) ke daerah terpencil.
JERNIH-Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi, Iwan Syahril, Ph.D, menyebut saat ini terdapat 117.000 lebih posisi guru kosong, karena tak ada yang melamarnya. Hal itu disampaikannya dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR, pada Rabu (19/1/2022)
“Ada 117.000 formasi lebih yang tidak dilamar sama sekali di tahap satu dan tahap dua. Dan ketika kita buka datanya, ternyata kita bisa melihat sebuah tren, bahwa guru-guru kita tidak melamar ke daerah-daerah yang aksesnya terbatas atau terpencil,” jelas Iwan.
Sebelumnya pemerintah mencoba terobosan baru membuka lowongan lebih setengah juta guru dalam skema Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) untuk memenuhi kebutuhan tenaga guru di berbagai daerah terpencil. Kebijakan ini merupakan upaya untuk meratakan layanan pendidikan.
Ada lima provinsi tertinggi yang mengalami kekosongan formasi akibat ketiadaan pelamar yakni Kalimantan Barat, Papua, Banten, Sulawesi Tenggara dan Nusa Tenggara TImur .
Dalam materi paparan Iwan, ada 79.937 formasi di daerah akses terbatas/terpencil yang tidak dilamar, 34.800 formasi di daerah dengan akses sangat mudah, dan 3.202 formasi di daerah dengan akses relatif mudah.
Iwan menyebut adanya kecenderungan pada calon guru ini melamar untuk formasi di sekolah-sekolah yang lebih mudah dijangkau. Iwan bahkan memberi contoh calon guru yang ada di Kepulauan Seribu, cenderung melamar untuk formasi yang ada di Jakarta Utara.
Padahal, menurut Iwan, para guru honorer mempunyai peluang besar untuk diangkat menjadi guru PPPK bila bersaing di formasi yang ada di daerah terpencil.
“Yang di daerah melamarnya ke kota, di wilayah kewenangan yang sama. Padahal kalau sebenarnya dia bersaing di formasi ini, besar kemungkinan dia akan mendapatkan formasi tersebut,” kata Iwan.
Di tempat yang sama Mendikbud Ristek, Nadiem Makarim mengatakan, rendahnya jumlah peminat guru pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) di daerah terpencil tidak hanya disebabkan oleh soal materi.
Sebab pihaknya sudah memberikan tunjangan khusus sebesar dua kali lipat bagi guru PPPK di daerah terpencil tetapi ternyata jumlah peminatnya tetap sedikit.
“Mau ditawarin berapapun untuk dia tinggal di situ, banyak yang masih saja enggak mau, ini bukan hanya uang,”. (tvl)