Kabut Otak Pasca-Covid, Bagaimana Gejala dan Pencegahannya?
Kabut otak telah dilaporkan menjadi salah satu gejala long Covid yang bertahan pada seseorang bahkan berbulan-bulan setelah pulih dari infeksi virus corona.
JERNIH – Studi telah mengkonfirmasi terjadinya kelainan pada tubuh setelah mendapat infeksi Covid-19. Salah satu komplikasi yang dilaporkan oleh pasien setelah infeksi COVID adalah kabut otak.
Kabut otak bukanlah istilah medis dari para peneliti atau ahli kesehatan. Istilah kabut otak, kata Harvard Health, digunakan oleh individu untuk menggambarkan bagaimana perasaan mereka ketika pemikiran mereka lamban, kabur, dan tidak tajam. Kabut otak telah dilaporkan menjadi salah satu gejala long Covid yang bertahan pada seseorang bahkan berbulan-bulan setelah pulih dari infeksi virus corona.
Sesuai laporan Daily Mail berdasarkan temuan penelitian dari Universitas Oxford, orang yang memiliki infeksi Covid ringan tetapi tidak melaporkan gejala long Covid masih memiliki perhatian dan memori yang lebih buruk enam hingga sembilan bulan.
Studi yang dilakukan oleh Departemen Psikologi Eksperimental Oxford dan Departemen Ilmu Saraf Klinis Nuffield melakukan tes kognitif pada sekelompok peserta dengan fokus pada mempertahankan perhatian, memori, perencanaan, dan penalaran semantik.
“Para peserta mendapat skor yang jauh lebih buruk dalam ingatan mereka tentang peristiwa masa lalu dan dalam kemampuan mereka untuk mempertahankan perhatian dari waktu ke waktu,” studi tersebut menemukan. Untungnya, ingatan dan perhatian kebanyakan orang kembali normal setelah enam hingga sembilan bulan.
Banyak penelitian lain juga mengkonfirmasi kesulitan dalam mempertahankan perhatian pada pasien setelah terpapar Covid.
Bagaimana Anda merasakan mengalami kabut otak?
Ketika mengalami masalah fungsi kognitif, Anda bisa meyakini mengalami kabut otak. Anda mungkin merasa sulit untuk fokus atau berkonsentrasi pada pekerjaan Anda. Terkadang, akan sulit juga untuk mengembalikan otak ke fungsi normalnya.
Salah satu contoh yang dapat menunjukkan hal ini adalah ketika Anda berbicara dengan seseorang dan kehilangan pikiran setelah beberapa menit bahkan tidak dapat mengikuti percakapan. Contoh lain bisa menjadi linglung saat melakukan beberapa pekerjaan penting seperti membaca, menulis atau pekerjaan rumah tangga lainnya.
Apa yang harus Anda lakukan setelah merasakan kabut otak?
Alih-alih khawatir kehilangan konsentrasi atau merasa malu karenanya, kunjungi dokter. Anda harus tahu bahwa banyak orang mengalami hal ini setelah sembuh dari infeksi Covid, oleh karena itu mendapatkan bantuan medis tepat waktu akan membantu Anda kembali normal. Kondisi yang berkaitan dengan disfungsi otak harus ditangani dengan hati-hati karena jika dibiarkan kondisi ini akan semakin parah.
Cara mandiri mengatasi kabut otak
Para ahli di Harvard Health telah membuat daftar beberapa kegiatan yang dapat membantu seseorang memulihkan kabut otak dengan cara mudah. Latihan aerobik selama lima hari seminggu, tidur nyenyak, diet biji-bijian, minyak zaitun, buah-buahan dan sayuran dapat meningkatkan kesehatan otak dan efektif untuk mengatasi kabut otak, kata para ahli ini.
Selain itu, seseorang juga harus mencoba untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan berusaha untuk tidak terputus dari lingkaran sosial. Kegiatan lain seperti membaca, mendengarkan musik, berlatih Yoga untuk kesadaran juga harus dibiasakan dan dilakukan secara teratur. [ToI]