Di Suriah, AS dan Rusia Kerja Sama Bunuh Pemimpin IS
- Tentara AS memperingatkan pasukan Rusia agar menjauh dari lokasi serangan.
- Moskwa manut-manut saja. Padahal, operasi AS di Suriah itu ilegal.
- Rusia berada di Suriah atas undangan Presiden Bashar Assad.
JERNIH — Rupanya, AS sukses membunuh pemimpin Negara Islam (IS) di Suriah setelah berkoordinasi dengan pasukan Rusia.
CNN, Kamis 3 Januari, melaporkan pasukan AS memperingatkan Moskwa untuk menjauh dari lokasi pemimpin IS bersembunyi. Mengutip pejabat pertahanan AS, CNN mengatakan Washington mengatakan kepada Moskwa bahwa Paman Sam akan beroperasi di wilayah umum yang luas di barat laut Suriah. Selama periode tertentu, Moskwa diperintahkan menjauh.
Ini bukan kali pertama kedua negara bekerja sama di Suriah, meski Rusia percaya AS beroperasi secara ilegal. Operasi Rusia dimulai 2015, setelah Presiden Suriah Bashar Assad meminta bantuan militer kepada Kremlin.
Russia Today menulis kehadiran AS di Suriah adalah ilegal. AS nyelonong ke Suriah. Tidak ada undang untuk AS dari pemerintah Suriah.
Operasi yang dilakukan AS, Rabu malam itu, merupakan serangan kontraterorisme dengan tujuan membunuh Abu al-Hashimi al-Qurayshi, pemimpin IS yang diduga terlihat dalam aktivitas terorisme sejak kelompok itu lahir tahun 2000.
Kerja sama itu sama sekali tidak mengubah atmosfer poltiik di Eropa. Moskwa dan Washington saling lempar tuduhan berada di balik ketidakstabilan Ukraina.
Moskwa dituduh menempatkan 100 ribu tentara di parimeter, dan diduga merencanakan invasi. Klaim itu berulang kali dibantah, tapi diremehkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.