Oikos

Peringkat Kredit Rusia Diturunkan ke Status ‘Sampah’

Lembaga-lembaga tersebut menyebut dengan sederet sanksi yang diberikan Barat meragukan kemampuan Rusia untuk membayar utang dan akan melemahkan perekonomian negara itu.

JERNIH – Peringkat kredit Rusia telah diturunkan menjadi ‘sampah’ setelah Barat memberlakukan rentetan sanksi ekonomi atas tindakannya melakukan invasi terhadap tetangganya Ukraina.

Moody’s Investors Service baru saja menurunkan rating kredit Rusia menjadi sampah. Ini berarti tiga lembaga pemeringkat teratas dunia tidak yakin dengan peringkat kredit Rusia, setelah, S&P dan Fitch Rating melakukan penilaian yang sama pekan lalu.

Lembaga-lembaga tersebut menyebut dengan sederet sanksi yang diberikan Barat meragukan kemampuan Rusia untuk membayar utang dan akan melemahkan perekonomian negara itu.

“Keberatan sanksi internasional dalam menanggapi invasi militer Rusia ke Ukraina telah meningkatkan risiko stabilitas keuangan makro, merupakan kejutan besar bagi fundamental kredit Rusia dan dapat merusak kesediaannya untuk membayar utang pemerintah,” tulis Fitch dalam sebuah laporan.

Pasar keuangan Rusia telah terjerembab ke dalam kekacauan oleh sanksi yang dijatuhkan atas invasinya ke Ukraina, serangan terbesar terhadap negara Eropa sejak Perang Dunia Kedua.

Inggris, AS, Uni Eropa dan lebih dari dua lusin negara lain telah memberikan aksi balasan dengan langkah-langkah ekonomi yang telah membuat rubel Rusia jatuh, memotong bank-bank besar Rusia dari sistem keuangan global dan merugikan perusahaan-perusahaan milik negara dan oligarki, termasuk Presiden Vladimir Putin sendiri.

Bank-bank penting Rusia juga telah diblokir dari sistem pembayaran internasional SWIFT, mencegah mereka dari komunikasi internasional yang aman dan mengisolasi mereka dari sebagian besar sistem keuangan global.

Sanksi tersebut bertujuan untuk menjatuhkan Rusia dan rakyatnya ke dalam resesi yang dalam, melumpuhkan kemampuan Putin untuk membiayai mesin perangnya.

Selama beberapa hari, antrean panjang terbentuk di dekat ATM di sekitar Rusia saat orang-orang bergegas menarik uang tunai di tengah kekhawatiran gangguan perbankan elektronik. Nilai rubel telah anjlok ke rekor terendah, membuat harga barang melonjak, dan banyak bank tidak lagi membagikan Euro atau dolar.

Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire mengatakan pada hari Selasa bahwa tujuan putaran terakhir sanksi adalah untuk ‘menyebabkan runtuhnya ekonomi Rusia.’

Sanksi yang dikenakan kepada Rusia telah secara signifikan meningkatkan kemungkinan negara itu gagal membayar dolar dan utang pemerintah pasar internasional lainnya. Rusia telah menanggapi sanksi dengan berbagai langkah untuk menopang pertahanan ekonominya dan membalas pembatasan Barat.

Rusia telah menaikkan suku bunga pinjaman utamanya menjadi 20 persen, melarang pialang Rusia menjual sekuritas yang dipegang oleh orang asing, memerintahkan perusahaan pengekspor untuk menopang rubel, dan mengatakan akan menghentikan investor asing menjual aset. Pemerintah juga berencana untuk memanfaatkan Dana Kekayaan Nasional (NWF) untuk membantu melawan sanksi. [*]

Back to top button