SpiritusVeritas

Ternyata Bukan Amal yang Membuat Kita Selamat

Suatu saat nanti jika meninggal, kita belum tentu akan selamat oleh amal-amal kita, kalau pun amal kita banyak, maka seperti apa amal yang kita lakukan tersebut.

Oleh: KH. Abdullah Gymnastiar

KETAHUILAH bahwa seseorang tidak akan selamat hanya dengan amal-amalnya, melainkan atas rahmat Allah. Sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam Al-Qur’an surat Ali-Imran ayat 159 menjelaskan yang artinya:

Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.” (QS. Ali Imran: 159).

Jadi, kita bisa berbuat baik itu karena rahmat Allah. Suatu saat nanti jika meninggal, kita belum tentu akan selamat oleh amal-amal kita, kalau pun amal kita banyak, maka seperti apa amal yang kita lakukan tersebut. Misalkan sholat, maka pertanyaannya adalah sebagus apa sholat yang sudah dilakukan, apakah sudah khusyu’? bagaimana bacaan Al-Qur’an kita, lebih banyak baca Al-Qur’an atau main media sosial? Bukankah tidak jarang di antara kita yang sedikit membaca Al-Qur’an-nya tapi riyanya bukan main? Harta kita lebih banyak digunakan untuk apa? Lebih banyak untuk bersedekah atau memenuhi hawa nafsu.

Kita diperintahkan untuk beribadah dan taat agar mendapatkan rahmat dari Allah Ta’ala. Karena rahmat Allah sangat dekat dengan orang-orang yang berbuat baik. Agar kita mendapatkan rahmat Allah secara terus menerus maka kiat yang harus kita lakukan adalah 3 PRO, yaitu:

Pertama, Proaktif. Yaitu orang-orang yang aktif dan inisiatif dalam berbuat baik. Tolonglah orang sebelum orang meminta tolong. Seperti membantu orang yang sakit, membantu orang yang sedang membutuhkan biaya pendidikan, orang yang kelaparan, dan lain-lain.

Kedua, Produktif. Selalu berikhtiar untuk berbuat baik, berpindah dari satu kebaikan ke kebaikan lainnya. Setiap ada kesempatan untuk berbuat baik maka gunakan kesempatan itu dengan semaksimal mungkin.

Ketiga, Professional. Melakukan suatu pekerjaan dengan standar atau ketentuan yang sudah ditentukan. Tidak menganggap remeh, tidak menunda, dan sesuai dengan waktu.

Kesimpulannya adalah bahwa hidup ini tidak akan selamat jika tidak dengan rahmat Allah Ta’ala, dan rahmat Allah hanya diberikan kepada orang yang berbuat baik dan kebaikan hanya disebut kebaikan kalau judulnya Lillahi Ta’ala. Wallahu a’lam bishowab. [Daaruttauhiid]

Back to top button