Sanus

Singapura Serius Kampanye Kurangi Konsumsi Garam

Asupan natrium yang tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko hipertensi, yang pada gilirannya dikaitkan dengan risiko komplikasi kardiovaskular seperti stroke dan serangan jantung.

JERNIH – Singapura mulai serius mengimbau warganya untuk mengurangi konsumsi garam. Warga di negara Singa ini mengonsumsi hampir dua kali lipat batas garam harian yang direkomendasikan.

Sekretaris Senior Parlemen Rahayu Mahzam di Parlemen kemarin mengungkapkan, Kementerian Kesehatan (MOH) Singapura akan memberlakukan langkah-langkah untuk membatasi konsumsinya. “Konsumsi garam di Singapura mengonsumsi hampir dua kali lipat batas harian yang direkomendasikan,” kata Rahayu.

Penduduk Singapura rata-rata mengonsumsi 3.600 mg sodium sehari atau lebih dari satu setengah sendok teh garam setiap hari, kata Rahayu. Ini hampir dua kali lipat dari batas yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia yaitu kurang dari 2.000 mg natrium sehari.

“Asupan natrium yang tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko hipertensi, yang pada gilirannya dikaitkan dengan risiko komplikasi kardiovaskular yang lebih tinggi seperti stroke dan serangan jantung,” katanya.

Dia juga mengutip angka yang menunjukkan bahwa lebih dari satu dari tiga penduduk Singapura berusia 18 hingga 74 tahun menderita hipertensi antara 2019 dan 2020.

Badan Promosi Kesehatan (HPB) akan bekerja dengan pemasok garam dan sektor jasa makanan untuk mendorong substitusi garam biasa yang digunakan dalam memasak dengan alternatif yang lebih rendah sodium, kata Depkes dalam siaran pers terpisah.

Alternatif tersebut termasuk garam rendah natrium, yang mengandung 30 persen lebih sedikit natrium pada jumlah yang sama. “Sektor jasa makanan adalah kontributor utama asupan natrium dan dampaknya akan meningkat seiring semakin banyak orang Singapura yang makan di luar,” kata Depkes.

HPB akan meningkatkan upaya yang ada di bawah Skema Pengembangan Bahan yang Lebih Sehat untuk memacu reformulasi industri garam, saus, dan bumbu rendah natrium untuk lebih meningkatkan jangkauan dan variasi pilihan yang lebih sehat bagi warga Singapura.

Juga perlu investasi dalam “prototipe hulu” untuk saus dan bumbu menggunakan garam rendah sodium, dengan fokus pada produk yang biasa digunakan oleh sektor jasa makanan untuk memacu inovasi bisnis, tambah Depkes.

Di atas upaya pendidikan publik yang ada, HPB akan meluncurkan kampanye nasional untuk mendorong warga Singapura mengambil langkah-langkah untuk mengurangi asupan natrium mereka.

“Kampanye ini akan mendidik tentang bahaya mengkonsumsi terlalu banyak garam, membangun kesadaran akan pengganti garam dan menyoroti bagaimana konsumen dapat mengganti garam dalam makanan mereka sambil mempertahankan rasa,” kata Depkes. [CNA]

Back to top button