DepthVeritas

Sempat Dianggap Underdog, Drone Bayraktar TB2 Buatan Turki Dukung Perjuangan Rakyat Ukraina

Data ini akan dicatat dalam sejarah perang, tak hanya oleh Ukraina dan Rusia. Misalnya, sejumlah tank Rusia mangkrak di tengah medan perang wilayah Sumy, Ukraina, dihajar Bayraktar. Sementara dengan drone kebanggaan Erdogan dan seluruh rakyat Turki itu, militer Ukraina menghentikan laju empat kendaraan militer Rusia. Alhasil, Bayraktar pun kini dielu-elukan tak hanya oleh Turki, tetapi juga seluruh rakyat Ukraina. Sebuah lagu pun tercipta di medan perang, mengelu-elukan Sang Bayraktar.

JERNIH—Sempat meremehkan Ukraina sebagai negara kecil yang bisa ditundukkan dalam ukuran harian, Rusia menelan pil pahit di medan perang Ukraina. Semua itu ternyata atas bantuan sebuah drone tempur kecil nan murah meriah buatan Turki, Bayraktar TB2.

Dengan Bayraktar, perjuangan rakyat Ukraina mampu memberikan banyak pukulan telak terhadap kekuatan aggressor Rusia. Tak hanya menghancurkan sekian banyak peluru kendali (rudal) darat-ke-udara, iring-iringan suplai bahan bakar, serta pesawat terbang, melainkan sejumlah target vital lain yang menopang kekuatan penyerangan Rusia.

Pendataan dari verifikasi visual selama ini, antara lain yang dilakukan Blog Oryx, menyatakan mesin perang Rusia di Ukraina yang diluluhlantakkan Bayraktar sedikitnya enam sistem pertahanan udara, dua rangkaian kereta pengangkut bahan bakar, lima howitzer, dan lebih dari 20 kendaraan tempur lainnya.

Data ini akan dicatat dalam sejarah perang, tak hanya oleh Ukraina dan Rusia. Misalnya, sejumlah tank Rusia mangkrak di tengah medan perang wilayah Sumy, Ukraina, dihajar Bayraktar. Sementara dengan drone kebanggaan Erdogan dan seluruh rakyat Turki itu militer Ukraina menghentikan laju empat kendaraan militer Rusia.

Sejumlah tank Rusia yang rusak di tengah invasi Rusia ke Ukraina, di wilayah Sumy, Ukraina, 7 Maret 2022. Militer Ukraina menghentikan empat kendaraan militer Rusia menggunakan drone tempur Bayraktar. Irina Rybakova/Press service of the Ukrainian Ground Forces/Handout via REUTERS

Alhasil, Bayraktar pun kini dielu-elukan tak hanya oleh Turki, tetapi juga seluruh rakyat Ukraina. Sebuah lagu pun tercipta di medan perang, mengelu-elukan Sang Bayraktar.

Tahu harga ‘murah’ drone yang kini jadi pergunjingan di dunia militer itu. Murah, menurut kereka, ‘hanya’ 1 juta dolar AS per buah alias sekitar Rp 14 miliar. Karena ‘murah’ dan efektifnya itu, Bayraktar TB2 dengan cepat menjadi legenda dunia.

Bayraktar yang pertama diterbangkan pada 2014 itu telah menghancurkan 796 target dalam lima perang, termasuk di Suriah, Ukraina dan Etiopia. Sebagai catatan, Bayraktar TB2 bukanlah drone paling cepat, berkemampuan terbang paling tinggi, atau pun paling mematikan di dunia. Tapi paling efektif, tampaknya iya.

Bayraktar TB2 hanya sebuah drone mata-mata-serang dengan kemampuan tinggi terbang medium dan durasi panjang. Panjang drone ini tak sampai tujuh meter, dengan bentang sayap 12 meter, lebih kecil dan kurang menarik perhatian dibanding MQ-9 Reaper, buatan adidaya AS.

Untuk laju, bayraktar digerakkan mesin turboprop 105 HP, memberi Sang Legenda kecepatan jelajah 70 knot atau lebih dari 129 kilometer per jam, maksimal 120 knot. Bayraktar mampu mengudara, berputar-putar mencari target selama 27 jam, dengan ketinggian maksimum hampir 2,5 kilometer. Kapasitas muatannya, cukup banyak, 150 kilogram.

Dipasangkan pada Bayraktar sebuah turret berisi sensor dan kamera elektro-optikal, night vision, lengkap dengan pembidik laser. Semua itu membuat Bayraktar mampu dari ketinggian sekitar lima kilometer, siang-malam, mengintip kekuatan musuh secara real-time dari pantauan pengawas yang berada ratusan kilometer darinya.  

Saat operator mengendus target mencurigakan dan memutuskan menyerangnya, pembidik laser pada drone arah mengunci target itu dan melontarkan sampai empat mikromunisi Rocketsan MAM-C. Bom-bom kecil berpenuntun laser itu memiliki daya ledak tinggi dan bisa berhulu ledak senjata termobarik. Ukuran bom itu kecil, berbobot hanya 24 kilogram. Namun terbukti mematikan.

Saat ini Kyiv disebut-sebut memiliki 20 buah TB2. Namun keefektifannya membuat Ukraina telah memesan tambahan 24 drone lagi. Itu bahkan dilakukan sebelum Rusia datang menginvasi. Pada awal Maret, perusahaan intelijen open-source yang bermarkas di Inggris, Janes, melaporkan bahwa Turki menerbangkan pesanan tambahan TB-2 itu ke Polandia, sebelum diteruskan ke Ukraina. Ura! buat sang legenda! [Anadolu Agency/Reuters/APNews.com/baykartech.com]

Back to top button