Wartawan Moskwa Laporkan Jenderal Rusia Tewas di Donbass
- Belum ada klarifikasi dari Kementerian Pertahanan Rusia, dan mungkin tidak akan pernah ada.
- Sejauh ini, Rusia hanya melaporkan kemajuan yang diperoleh di Ukraina timur.
JERNIH — Kematian seorang jenderal dalam perang adalah rahasia negara, tapi reporter televisi Rusia Alexander Sladkov melaporkan kematian Mayor Jenderal Roman Katuzov di Ukraina timur.
Daily Sabah memberitakan Sladkov melaporkan kematian petinggi militer Rusia itu lewat aplikasi pesan Telegram. Tidak ada komentar dari Kementerian Pertahanan Rusia.
Sladkov juga tidak memberi rincian kapan, di mana, dan bagaimana Mayjen Katuzov terbunuh.
Situs perild.com melaporkan Jenderal Kutuzov tewas di Desa Nikolaevka, Distrik Popasnyansky, Wilayah Luhansk. Republik Rakyat Luhansk (LPR) melaporkan kematian ini di jejaring sosial.
Sergei Bratchuk, juru bicara Komando Militer Daerah Odessa, mengkonfirmasi kematian Jenderal Kutuzov.
The Moscow Times menulis jika kabar ini benar, Mayjen Kutuzov menjadi jenderal keempat yang tewas dalam pertempuran di Ukraina dalam tiga bulan terakhir.
“Jenderal Kutuzov memimpin tentara untuk menyerang, seolah-olah tidak ada cukup kolonel di pasukannya,” kata Alexander Sladkov. “Di sisi lain, Janderal Kutuzov adalah seorang komandan seperti yang lain, meski pangkatnya jauh lebih tinggi.”
Dmitry Ivanov, perwira AL Ukraina, mengatakan Kutuzov memimpin Korps Tentara 1 Republik Rakyat Donetsk yang memproklamirkan pemisahan diri dari Ukraina.
“Jenderal Kutuzov memerintahkan pasukannya menyerbu permukiman wilayah Donetsk, Minggu 5 Juni, dan seolah terpaksa memimpin serangan itu,” kata Ivanov di Facebook-nya.
Media melaporkan kematian tiga jenderal sebelumnya. Sedangkan Ukraina mengklaim 12 jenderal Rusia tewas dalam invasi.
Rusia sejauh ini juga kehilangan 317 perwira, sepertiganya adalah mayor, letnan kolonel, dan kolonel, demikian media independen Rusia melaporkan April lalu.
Kematian perwira senior membahayakan kapasitas tentara untuk perencanaan dan penalksanaan operasi militer, dan merupakan pukulan terhadap moral pasukan di garis depan.