Solilokui

Pecinta Aspal: Truk Pelan Jalannya (TPJ)

Truk yang menyalip itu biasanya karena pertimbangan mempertahankan momentum pada saat jalan menanjak karena bila momentum tersebut hilang maka truk bisa kehilangan daya tarik, sehingga tidak kuat nanjak.

Penulis: Priyanto M. Joyosukarto

JERNIH-Tahun lalu saya pernah menulis tentang dua macam kondisi dimana truk menjadi penyebab kemacetan di jalan tol dan jalan arteri, yaitu Truk Patah As (TPA) dan Truk Pecah Ban (TPB). Pada kedua kondisi tersebut truk mogok berhenti sehingga memakan badan jalan dan membuat lalu lintas tersendat. Menjengkelkan memang. Apalagi bila itu terjadi pada jam-jam sibuk.

Lebih parah lagi, truk-truk yang berhenti tersebut tidak menggunakan tanda segitiga darurat sehingga bisa memicu tabrak belakang oleh mobil-mobil yang pengemudinya ngantuk atau yang biasa slonang slonong lewat bahu jalan. Sudah banyak kecelakaan seperti itu terjadi.

Tulisan kali ini tentang kemungkinan ketiga yang tidak kalah menjengkelkannya, yaitu Truk Pelan Jalannya (TPJ). Saya sengaja menggunakan kata “pelan” untuk mendapatkan hurup “P” dalam TPJ agar paralel dengan TPA dan TPB yang sudah lebih dulu saya perkenalkan. Kelak masih akan ada TP versi yang lain lagi yang akan saya tulis.

Pada kondisi TPJ ini, satu, dua, atau bahkan tiga truk jejer kanan kiri berjalan pelan atau relatif pelan dibanding kendaraan lain di belakangnya sehingga menutup jalan dan membuat lalu lintas (LL) tersendat, merayap.

Makin ramai LL makin tersendat mengularlah memanjang ke belakang sampai pada jarak tertentu bisa membuat LL berhenti macet total, alias Metal menurut istilah para driver. Pemandangan seperti itu seringkali saya temukan di semua ruas jalan tol. Rekan-rekan anggota KOMNASTOL juga mencatat hal yang sama.

baca juga: Pecinta Aspal: Bahaya di Ujung Terowongan

Kenapa bisa sampai ada dua atau tiga truk berjalan beriringan memakan lajur satu, dua, dan tiga? Biasanya itu karena truk yang di lajur dua sedang menyalip yang di lajur satu. Demikian juga yang di lajur tiga sedang menyalip yang dilajur dua.

Meski truk dilarang masuk ke lajur dua dan tiga tapi truk yang menyalip itu biasanya karena pertimbangan mempertahankan momentum pada saat jalan menanjak karena bila momentum tersebut hilang maka truk bisa kehilangan daya tarik, tidak kuat nanjak. Karena alasan itulah banyak sopir truk yang berani nekad mendahului di lajur dua atau tiga. Padahal truk di lajur cepat bisa disemprit polisi.

Di Tol Purbaleunyi yang hanya dua lajur malah situasinya lebih parah lagi. Kalau ada truk mau mendahului sesama truk yang sedang tertatih-tatih menanjak di lajur satu berarti kedua lajur akan tertutup. Jadilah kita penonton di belakang.

baca juga: Penelantaran Anak di Cibubur: Hukum Alam Tidak Pernah Salah

Tapi kalau kita salah antisipasi dari jauh bukannya tidak mungkin untuk menabraknya karena sering mereka muncul di balik gunungan jalan atau di ujung turunan dimana kecepatan kita sangat tinggi. Bahaya.

Di jalan arteri Pantura yang waktu itu masih dua arah (jalur), suatu tengah malam saya pernah harus mendahului deretan belasan truk. Kerja keras karena lalulintas dari arah berlawanan juga padat.

Meski kita juga paham mengapa truk jalan pelan tapi bila truk-truk itu sedang berkonvoi jarak dekat bisa menimbulkan persoalan tersendiri yang perlu kita antisipasi. Terima kasih.

Priyanto M. Joyosukarto, KOMTRASS & TSS Founder/Nuclear Engineer/Industrial Safety&Security Lecturer/ Kyokushin Karate Instructor; Kyokushin Karateka 4-th Dan/ IKOK Reg. No. 73.236 (1989)/ M-TSA Inspirator & Motivator/ Road Traffic Observer.

Back to top button